Mengenal Hypophrenia, Kondisi Seseorang yang Menangis Tanpa Sebab

- Kamis, 19 September 2019 | 14:29 WIB
Ilustrasi mjenangis. (Pixabay/Anemone123)
Ilustrasi mjenangis. (Pixabay/Anemone123)

Istilah hyphophrenia saat ini sedang ramai diperbincangkan, karena gejalanya bisa membuat seseorang tiba-tiba menangis tanpa sebab. Hal ini terkadang membuat orang sering tertukar dalam membedakan antara bipolar dan hypophrenia.

Dilansir dari situs journal.sociolla.com, hypophrenia adalah sebuah gangguan mental bagi seseorang yang tiba-tiba sering menangis dan merasa sedih tanpa adanya alasan yang jelas.

Di Indonesia, kondisi kesehatan mental masih menjadi salah satu isu yang dikesampingkan. Padahal, secara jumlah, penderita gangguan mental terus meningkat.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan pada usia 15 tahun mencapai 14 juta orang. Angka ini setara dengan 6 persen jumlah penduduk Indonesia. 

Hypophrenia dan bipolar memiliki perbedaan yang sangat jelas. Dimana, bipolar adalah kondisi gangguan mental yang dihadapi oleh seseorang yang kerap kali mengalami perubahan mood yang drastis dan terjadi dengan sangat cepat. 

Penderita bipolar bisa merasakan depresi yang sangat dalam, dan tiba-tiba bisa sangat bersemangat ketika episode depresi berganti menjadi episode manik atau mania. 

Sedangkan untuk penderita hypophrenia, seseorang lebih cenderung mengalami satu fase saja yang membuatnya bisa merasa sedih dan menangis secara tiba-tiba tanpa sebab.

Pemicu hypophrenia yang paling sering ditemui adalah trauma dan rasa sedih karena pengalaman buruk di masa lalu. Uniknya, penderita gangguan ini tidak menyadari jika memiliki trauma masa lalu. 

Selain dari sisi psikologis, kondisi hypophrenia bisa dialami oleh seseorang karena faktor kesehatan fisik yang mengganggu sistem neurologi yang disebut dengan Pseudobulbar Affect (PBA). Seseorang dengan riwayat penyakit alzheimer, dementia, stroke dan parkinson lebih rentan mengalami kondisi ini karena adanya ketidakmampuan mengendalikan emosi.

Seseorang yang mengalami kondisi hypophrenia biasanya ditunjukkan dengan perubahan emosi yang terjadi secara tiba-tiba, langsung menjadi sedih atau bahkan menangis tanpa sebab yang jelas. Rasa sedih dan menangis secara mendadak membuat seseorang yang mengalami kondisi hypophrenia menjadi ketus, sensitif, dan kurang bisa diajak berkomunikasi.

Solusi sementara dari gangguan hypophrenia ini adalah pengalihan. Kamu bisa mengalihkan perhatianmu pada hal lain agar tidak terpuruk dalam kesedihan tanpa sebab. Namun, hal ini tidak bisa menyembuhkan sepenuhnya.

Hypophrenia bisa saja menghampiri kembali di kemudian hari, bahkan dengan kondisi yang lebih buruk. Jika kamu atau temanmu ada yang memiliki gejala ini, sebaiknya cepat-cepat berkonsultasi pada orang yang tepat.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X