Berpelukan merupakan salah satu cara mengungkapkan kasih sayang yang paling universal. Berpelukan kerap dipandang sebagai cara hangat untuk menyambut ataupun mengucapkan selamat tinggal, baik kepada pacar, teman, keluarga, bahkan rekan kerja.
Namun siapa sangka, aktivitas yang membuat kita mendekap diri orang lain ini ternyata punya banyak manfaat. Manfaat tersebut khususnya bagi kesehatan mental.
Baca juga: Dampak Buruk Punya Pasangan yang Kurang Perhatian, Picu Gangguan Mental hingga Kematian
Mengutip dari Psychologytoday, berpelukan membuat diri kita merasa nyaman. Hal ini karena saat berpelukan tubuh melepas hormon oksitosin.
Hormon oksitosin sendiri kerap dikenal sebagai hormon cinta. Di mana pelepasan hormon ini membantu mengaktifkan pusat "kebahagiaan" di otak. Akibatnya kita akan merasa nyaman dan tenang.
Meski begitu, berpelukan juga baik bagi kesehatan fisik dan mental. Untuk lebih jelas berikut beberapa manfaat yang akan kita dapat saat berpelukan.
1. Terhindar dari stres
Mengutip dari Healthline, peneliti di Carnegie Mellon University pernah meminta 400 orang yang sehat melakukan beberapa pelukan dalam jangka waktu dua minggu. Setelah itu kesehatan mereka diperiksa. Hasilnya, sedikit sekali yang terkena flu dan stres.
Pimpinan Touch Research Institute di University of Miami School of Medicine, Tiffany Field, PhD juga mengungkap bahwa pelukan mampu mengurangi rasa sakit, cemas, depresi, dan perilaku agresif.
Berpelukan juga bahkan bisa menurunkan hormon insulin dan memperbaiki hormon tidur. Di mana tidur yang nyenyak akan sangat baik bagi kesehatan fisik maupun mental.
2. Mengurangi rasa takut
Sebagai manusia sangat wajar bila kita memiliki rasa takut. Namun sering kali rasa takut yang dirasakan teramat berlebihan.
Ketakutan sendiri muncul sebab kita cenderung memikirkan hal-hal buruk yang sebenarnya belum terjadi. Nah menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Psychological Sciences, berpelukan dapat mengurangi rasa takut tersebut.
Saat berpelukan, saraf-saraf yang ada di tubuh kita akan merenggang dan rileks. Bersama dengan itu juga terjadi percikan hormon yang menimbulkan keberanian.
