Pernahkah kamu mengalami jet lag ketika bepergian? Dilansir dari medicalnewstoday, jet lag adalah sindrom perubahan zona waktu ketika seseorang bepergian dengan cepat melintasi zona waktu. Jet lag dianggap sebagai salah satu kondisi yang disebabkan oleh gangguan ritme sirkadian atau jam biologis tubuh.
Biasanya jet lag ditandai dengan pola tidur yang terganggu. Bukan hanya tidak bisa menentukan jam tidur, seseorang yang mengalami jet lag akan lebih mudah merasa lelah dan lemas. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kamu akan mudah tersulut amarah dan gampang tersinggung saat mengalami jet lag.
Secara umum, penyebab utama jet lag adalah terganggunya siklus 24 jam yang dimiliki oleh setiap orang. Biasanya tubuh akan memberi sinyal secara alami dengan menggunakan siklus 24 jam ketika tubuh memerlukan waktu untuk tidur ataupun makan. Siklus ini dipengaruhi oleh siklus terang dan gelap.
Saat bepergian melintasi zona waktu yang berbeda, kamu tidak bisa menyelaraskan antara siang dan malam. Selain itu, jet lag dapat terjadi karena sel-sel otak tidak dapat melakukan sinkronisasi dengan baik. Seharusnya, dua unit kerja sistem saraf pusat atau neuron yang terpisah di dalam otak dapat saling memberi sinyal satu sama lain.
Namun, jet lag membuat keduanya kesulitan untuk saling menyesuaikan. Salah satu neuron ini berkaitan dengan efek dari kelelahan fisik, seperti tidur nyenyak. Sedangkan, neuron yang lain berfungsi untuk mengontrol rapid eye movement (REM) dan mengontrol mimpi.
Jet lag akan semakin parah jika kamu melakukan perjalanan ke tempat yang memiliki waktu jauh lebih lambat daripada tempat asalmu. Selain itu, melintasi lebih dari satu zona waktu juga dapat memperburuk keadaan. Jet lag dapat hilang setelah kamu bisa beradaptasi. Namun, jika kamu merasa tidak nyaman, kamu bisa mencari cara untuk mencegah terjadinya jet lag sebelum dan sesudah penerbangan atau keberangkatan.
