INDOZONE.ID - HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan global yang perlu menjadi perhatian semua pihak. Bahkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masa pandemi COVID-19 cenderung terjadi kenaikan kasus HIV/AIDS.
Selain menghindari seks bebas dan menjauhi penggunaan narkoba, pencegahan penularan bisa dilakukan dengan sunat atau sirkumsisi pada pria.
Baca juga: Geger Anak 'Disunat Jin' di Medan Ternyata Alami Parafimosis, Ini Cara Mengatasinya
"Sunat sudah dibuktikan di banyak negara, misalnya negara-negara Arab. Kalau sunat risiko penularan (HIV/AIDS) turun drastis termasuk untuk risiko infeksi menular seksual yang lain," ujar spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof Zubairi Djoerban, saat ditemui di acara media briefing Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS) Selasa (27/12/2022).
Selain mencegah HIV/AIDS, sunat juga menurunkan risiko infeksi saluran air kemih, kanker penis, dan risiko kanker leher rahim pada pasangan.

Meskipun sudah melakukan sunat, risiko penyakit menular seksual akan tetap ada. Oleh karenanya, Prof Zubairi tetap menganjurkan memakai kondom jika ingin berhubungan seksual baik pasangan yang positif HIV/AIDS maupun negatif.
Baca juga: Kata Pakar Kesehatan Global Soal Ranjang Pasien ODHIV yang Dilapisi Plastik: Berlebihan
"Dan itu menjadi (melakukan sunat) hal penting karena terkait juga dengan risiko PMS (penyakit menular seksual) lain. Sehingga yang kita tahu jika ada penyakit menular seksual di tubuh kita, maka kita lebih mudah terkena HIV," pungkasnya.