Penyebab gangguan pendengaran berkaitan dengan tuli kongenital, otitis supuratif kronis atau penyumbatan telinga, kebisingan, usia, dan kotoran telinga.
Menurut Ketua Umum Perhati-KL Indonesia dr Yussy Afriani Dewi, SpTHT-KL(K) mengatakan, 60 persen gangguan pendengaran disebabkan oleh sesuatu yang dapat dicegah.
Baca juga: Suka dengerin Musik Pakai Headphone? Hati-hati, Bisa Picu Gangguan Pendengaran!
"Pencegahan dilakukan dengan identifikasi sedini mungkin pada berbagai kelompok usia," ujar dr Yussy dalam konferensi pers Hari Pendengaran Sedunia, Minggu (5/3/2023).
Adapun cara mencegah gangguan pendengaran, antara lain:
1. Skrining
Mendeteksi masalah pendengaran dapat dilakukan sejak bayi baru lahir atau saat balita. Kemudian skrining dapat dilakukan ketika anak memasuki usia pra sekolah untuk mengetahui paparan kebisingan atau zat kimia. Setelahnya, skrining kembali dapat dilakukan ketika menginjak usia lanjut.
2. Menjaga kesehatan pendengaran
Menjaga kesehatan pendengaran dapat dilakukan dengan menghindari kebisingan, menjalani pola hidup bersih dan sehat, menjaga kebersihan daun telinga, dan tidak mengonsumsi obat ototoksik dalam jangka panjang tanpa konsultasi dengan dokter.
"Kemudian hindari membersihkan telinga sendiri, hindari mengorek telinga, hindari menggunakan headphone dengan volume tinggi dalam jangka waktu lama," imbuh dr Yussy.
3. Menghindari kebisingan di tempat kerja
Kebisingan di tempat kerja dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila kebisingan melebihi 85 desibel dalam 8 jam setiap harinya. Kebisingan dapat berasal dari suara mesin, peralatan kendaraan, atau proses industri.
Baca juga: 3 Cara Cegah Gangguan Pendengaran saat Menggunakan Earbuds, Kamu Wajib Tau!
"Gangguan pendengaran akibat kebisingan yaitu ketulian bersifat sementara atau permanen. Sehingga tidak langsung menjadi tuli, namun sedikit demi sedikit pendengarannya berangsur-angsur memburuk dan dapat pulih kembali. Namun jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan ketulian permanen," ujar perwakilan Perhimpunan Profesi Kedokteran Kerja Indonesia (Perdoki) dr F. Handoyo K.H, MPH, SpOk dalam kesempatan serupa.
Pencegahan gangguan pendengaran di tempat kerja dapat dilakukan melalui pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan primer meliputi pemeriksaan kesehatan calon karyawan, sementara sekunder dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan tahunan.
Artikel Menarik Lainnya:
