Pandemi COVID-19 Segera Berakhir, Istilahnya Bukan Endemi, Tapi Tunggu Kata WHO

- Jumat, 11 Maret 2022 | 15:14 WIB
Warga Thailand memakai masker untuk menghindari terpapar virus corona, awal Februari 2020.(Shutterstock)
Warga Thailand memakai masker untuk menghindari terpapar virus corona, awal Februari 2020.(Shutterstock)

Dalam beberapa pekan terakhir, tanda-tanda Pandemi COVID-19 akan berakhir mulai tampak. Teranyar, hal itu ditandai oleh penghapusan aturan tes PCR atau antigen untuk perjalanan domestik, serta aturan jaga jarak di tempat-tempat umum.

Lalu, apa istilahnya kalau Pandemi COVID-19 sudah berakhir? Sejauh ini memang belum ada. Pemerintah Indonesia hanya bilang kalau pandemi segera akan beralih ke status endemi.

Sementara menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Profesor Tjandra Yoga Aditama, kita harus menunggu istilah yang akan digunakan saat pandemi COVID-19 selesai dari Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kita belum tahu kapan akan terjadi," kata Tjandra, melalui pesan singkat, Jumat (11/3/2022), seperti dilansir Antara.

Bila merujuk pernyataan Direktur Jenderal WHO Margaret Chan periode 2006-2017 terkait H1N1-2009, yang pada 10 Agustus 2010 menyatakan istilah periode pascapandemi atau post-pandemic period, bukannya endemi.

"Kita belum tahu istilah apa yang akan digunakan nanti (kala pandemi COVID-19 selesai), apakah pandemi COVID-19 sudah selesai atau COVID-19 sudah menjadi endemi, atau mungkin juga dunia memasuki periode pascapandemi COVID-19," jelas Tjandra.

Tjandra bilang, sebelum pandemi, COVID-19 dinyatakan secara resmi sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau bisa diterjemahkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMD) pada 30 Januari 2020 oleh Dirjen WHO.

Setidaknya ada tiga pertimbangan untuk memasukkan suatu penyakit sebagai KKMD, yakni suatu penyakit baru, atau setidaknya mikroorganisme penyebabnya adalah varian baru, kemudian kasus sudah dilaporkan di dua wilayah WHO atau lebih dan penyakitnya cukup berat dan memberi dampak pada kesehatan manusia.

Di sisi lain, pada masa fase pandemi COVID-19 yang tampaknya mereda belakangan ini, pakar kesehatan mengingatkan tentang adanya ancaman varian baru corona dan ini tetap berbahaya.

Sebuah laporan berjudul "Getting to and Sustaining the Next Normal" menyatakan, apa yang terjadi selanjutnya setelah pandemi yakni orang-orang hidup dengan virus SARS-CoV-2 dan varian-varian barunya yang dapat memicu lonjakan jumlah kasus seperti Delta dan Omicron.

"Akan ada varian baru, COVID-19 tidak akan hilang. Saya tidak berpikir mungkin hilang, dan tidak mungkin dihilangkan," kata associate profesor kedokteran darurat di University of California, San Francisco, Jeanne Noble, MD seperti dikutip dari Health.

Menurut Noble, bukan tidak mungkin akan ada varian berbeda yang justru lebih ganas atau menyebabkan penyakit yang lebih serius. Tetapi karena kekebalan populasi tumbuh dan tumbuh dengan masing-masing varian ini, maka diharapkan tidak akan menjadi masalah.

Artikel Menarik Lainnya:

Angka Kesembuhan COVID-19 Terus Naik, Akankah Pandemi Berubah Jadi Endemi?

Kapan Indonesia Endemi dan Pandemi Berakhir? Ini Jawaban Satgas COVID-19

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X