Akibat Gonta-ganti Pasangan, Bisakah Muncul Belatung di Organ Intim Wanita?

- Senin, 17 Januari 2022 | 21:01 WIB
Ilustrasi belatung dan cacing kremi. (Tangkapan layar YouTube)
Ilustrasi belatung dan cacing kremi. (Tangkapan layar YouTube)

Dalam beberapa hari terakhir, warganet dihebohkan dengan video viral yang menunjukkan organ intim wanita atau vagina dipenuhi belatung. Yang mengherankan, vagina tersebut terlihat masih segar, bukan organ yang sudah mati atau membusuk.

Terlepas dari benar tidaknya video tersebut, banyak yang penasaran kenapa belatung bisa hidup di vagina. Tak sedikit yang menduga, apakah hal tersebut karena perempuan yang bersangkutan jarang cebok atau membasuh organ intimnya.

Juga tidak sedikit yang bertanya-tanya, apakah belatung bisa muncul kalau bergonta-ganti pasangan?

Dilansir Alodokter, mustahil belatung bisa hidup dan berkembang biak di vagina atau organ tubuh yang masih hidup, sekalipun yang bersangkutan sering bergonta-ganti pasangan ataupun jarang cebok.

Sebab, belatung hanya mungkin atau dapat hidup pada organ atau jaringan yang sudah mati atau infeksi parah.

Sedangkan hewan parasit yang mungkin bisa hidup dan bersemayam di vagina adalah cacing kremi.

Pada wanita, cacing kremi yang berkembang biak dapat menyebar dari anus ke vagina, lalu ke rahim, saluran tuba, dan ke sekitar organ panggul. Hal ini bisa menyebabkan peradangan pada vagina (vaginitis), dinding rahim (endometritis), dan saluran tuba (salpingitis).

-
Ilustrasi belatung. (Pexels)

Infeksi cacing kremi disebabkan oleh cacing Enterobius vermicularis. Cacing ini berukuran sangat kecil, yaitu sekitar 0,6–1,3 cm, terlebih lagi telurnya. Ukuran telur yang sangat kecil inilah yang menyebabkan penularan cacing kremi menjadi sangat mudah.

Infeksi terjadi ketika telur cacing kremi masuk ke dalam tubuh manusia dan menetas di saluran pencernaan. Di dalam saluran pencernaan, cacing akan tumbuh dewasa dan berkembang biak.

Rasa gatal akan memancing pengidap untuk menggaruk atau mengelap anus atau vagina. Saat menggaruk atau mengelap itulah, telur-telur cacing bisa menempel pada ujung jari atau di bawah kuku pengidap.

Cacing kremi bisa saja melakukan perjalanan dari area anus ke vagina hingga rahim, saluran tuba, dan di sekitar organ panggul. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti peradangan pada vagina (vaginitis) dan peradangan pada lapisan dalam rahim (endometritis).

Cara Mengatasi

Untuk menguji apakah kamu terinfeksi cacing kremi, kamu dapat melakukan tes selotip menempelkan selotip bening di sekitar anus. Tes selotip sebaiknya dilakukan di pagi hari sebelum mandi atau buang air, selama tiga hari berturut-turut.

Guna memastikan ada tidaknya telur cacing kremi, bawa selotip yang telah digunakan tersebut ke dokter untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menghentikan penyebaran infeksi cacing kremi. Antara lain, selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum makan, tidak membiarkan kuku tumbuh panjang dan selalu menjaga kebersihan kuku, menghindari kebiasaan mengisap jari dan menggigit kuku, mengganti pakaian setiap hari dan mengganti sprei secara berkala, membiarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah, karena sinar matahari dapat membantu membunuh telur cacing kremi di permukaan barang, dan menghindari seks anal saat berhubungan seksual.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X