Khawatir Cacar Monyet Masuk RI, IDI Imbau Dokter Waspadai Gejalanya pada Pasien

- Rabu, 27 Juli 2022 | 13:52 WIB
Ilustrasi alat tes cacar monyet (Freepik)
Ilustrasi alat tes cacar monyet (Freepik)

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta semua dokter untuk mewaspadai gejala cacar monyet atau Monkeypox pada pasien. Hal ini menyusul situasi kasus yang berpotensi mewabah di seluruh dunia.

"Penyakit cacar monyet bersifat zoonosis yang penularan utamanya melalui kontak manusia dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada mukosa maupun kulit hewan yang terinfeksi," ujar Adityo Susilo dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), seperti yang dikutip dari ANTARA, Rabu (27/7/2022).

Seperti diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status darurat untuk kasus Monkeypox. Meski belum terdeteksi di Indonesia, penyakit ini sudah ditemukan di Singapura.

Cacar monyet sendiri merupakan suatu penyakit infeksi virus, bersifat zoonosis yang jarang terjadi. Beberapa kasus infeksi pada manusia pernah dilaporkan terjadi sporadis di Afrika Tengah dan Afrika Barat, umumnya pada lokasi yang berdekatan dengan daerah hutan hujan tropis.

"Cacar monyet ini tergolong ke dalam genus orthopoxvirus, seperti virus variola yang menyebabkan penyakit cacar (Smallpox) dan telah dinyatakan tereradikasi di seluruh dunia oleh WHO pada 1980," jelas Adityo.

Di mana berdasarkan data WHO, penyakit cacar monyet pada awalnya teridentifikasi pada 1970 di Zaire dan sejak itu dilaporkan secara sporadis di sepuluh negara di Afrika Tengah dan Barat.

Pada 2017, Nigeria juga mengalami kejadian luar biasa cacar monyet, dengan perkiraan jumlah kasus yang terkonfirmasi sekitar 40 kasus.

Baca juga: Jadi Darurat Global, Pemerintah Didesak Siapkan Strategi Pencegahan Cacar Monyet!

Lalu sejak Mei 2022, Monkeypox menjadi penyakit yang menjadi perhatian kesehatan masyarakat global, karena dilaporkan dari negara non-endemis.

Pada 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus Monkeypox yang berasal dari negara nonendemis, dan saat ini telah meluas secara global dengan total 75 negara.

Hingga 25 Juli 2022 terdapat 18.905 kasus konfirmasi Monkeypox di seluruh dunia, dengan 17.852 kasus terjadi di negara tanpa riwayat kasus konfirmasi sebelumnya.

Amerika Serikat melaporkan kasus monkeypox sebesar 3.846 kasus. Di ASEAN, Singapura telah melaporkan sembilan kasus konfirmasi dan Thailand melaporkan satu kasus konfirmasi.

Di Afrika, kasus infeksi cacar monyet pada manusia yang pernah dilaporkan, berhubungan dengan riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tupai, tikus dan rodents lainnya. Memakan daging hewan terinfeksi yang tidak dimasak dengan matang juga dikatakan dapat menjadi metode penularan yang lainnya.

“Adapun penularan antarmanusia, diduga dapat terjadi sebagai akibat dari kontak erat dengan pasien yang terinfeksi secara langsung melalui paparan terhadap sekresi saluran napas yang terinfeksi, kontak dengan lesi kulit pasien secara langsung, maupun berkontak dengan objek yang telah tercemar oleh cairan tubuh pasien," sambung Adityo. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X