Buntut Kasus Gagal Ginjal Akut, IDAI Curhat Banyak Dokter Takut Resepkan Obat Sirup

- Selasa, 21 Maret 2023 | 15:05 WIB
Ilustrasi dokter memperlihatkan obat sirup ke pasien (Freepik/DCStudio)
Ilustrasi dokter memperlihatkan obat sirup ke pasien (Freepik/DCStudio)

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menceritakan kondisi pasca kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak.

Seperti diketahui, kasus tersebut berkaitan dengan obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Dr Piprim menjelaskan, banyak dokter spesialis anak yang belum berani meresepkan obat sirop pada pasien.

Baca juga: Menkes Jawab Soal Beda Hasil Data Uji Obat Sirop Labkesda DKI dan BPOM

"Setelah kasus obat sirup itu memang masih banyak teman-teman sejawat SpA (spesialis anak) yang belum berani menggunakan sirup," ujar dr Piprim dalam talkshow BPOM terkait farmakovigilans, Selasa (21/3/2023).

Berkaca dari kejadian ini, Piprim menjelaskan perlu kerjasama dengan BPOM dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), guna meyakinkan orang-orang tentang obat sirup yang aman.

"Oleh karena itu, kita juga perlu kerjasama dengan BPOM dan Kementerian Kesehatan juga untuk meyakinkan teman-teman mana obat sirup yang sudah aman,," katanya.

-
Ilustrasi dokter memperlihatkan obat sirup ke pasien (Freepik/DCStudio)

Baca juga: Ini Penyebab Hasil Uji BPOM dan Labkesda DKI Beda soal Obat Sirup Pasien Gagal Ginjal Akut

Selama penggunaan obat sirop masih ditangguhkan, para tenaga kesehatan hanya meresepkan obat racikan. Padahal menurut dr Piprim, penggunaan obat racikan pada anak bisa sangat berbahaya.

"Misalkan ada satu puyer (di dalamnya) ada 12 macam obat, itu kan nggak karuan dan itu sebetulnya berbahaya. Masa ada antibiotik dicampur obat apa, obat apa, ini kan aneh," kata dr Piprim.

Lebih lanjut Piprim mengatakan, sebenarnya obat racikan tidak sesuai dengan kaidah pembuatan obat yang benar dan aman. Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, akan sulit dalam melakukan identifikasi.

"Mungkin dari internal kita juga akan mengingatkan hal-hal seperti ini tidak boleh. Pihak apotek juga bisa kalau ada yang kasus seperti ini konfirmasi ulang atau ditolak, karena ini tidak sesuai dengan kaidah-kaidah pembuatan obat yang benar dan aman," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Rekomendasi Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Sabtu, 20 April 2024 | 09:05 WIB

10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB
X