Penelitian Menunjukkan Bahwa Bahan Kimia untuk Buat Plastik Bisa Mempengaruhi Ukuran Penis

- Kamis, 25 Maret 2021 | 11:45 WIB
Ilustrasi ukuran penis (Pexels/Deon Black)
Ilustrasi ukuran penis (Pexels/Deon Black)

Menurut penelitian baru jumlah sperma yang lebih rendah dan disfungsi ereksi dapat dikaitkan dengan penggunaan bahan kimia industri dalam produk sehari-hari.

Hal ini juga berdampak pada libido dengan 'penurunan keinginan' dari orang-orang yang memiliki tingkat polutan yang lebih tinggi.

Dikutip dari Mirror, ahli epidemiologi lingkungan dan reproduksi terkemuka, Dr Shanna Swan, mengklaim bahwa bayi sekarang dilahirkan dengan penis yang lebih kecil.

Dia mengatakan bahwa perubahan ukuran organ reproduksi dan jumlah sperma yang lebih rendah terkait dengan peningkatan 'ftalat.'

Ini adalah bahan kimia yang biasa ditemukan di bagian pembuatan plastik. Bahan kimia tersebut mempengaruhi bagaimana hormon endokrin diproduksi.

Dr. Swan mempelajari 'sindrom ftalat', yang ditemukan pada tikus yang janinnya terpapar bahan kimia tersebut. Dia menemukan bahwa mereka kemungkinan besar dilahirkan dengan alat kelamin yang menyusut.

Dalam buku barunya, Count Down dia mengklaim bahwa bahan kimia tersebut dapat ditularkan melalui ASI dan dapat mempengaruhi bayi saat mereka berkembang di dalam rahim.

Ini kemudian dapat menyebabkan sejumlah masalah serius, termasuk kecerdasan yang lebih rendah, kelahiran prematur, kadar testosteron yang lebih rendah, dan penis yang lebih kecil.

Berbicara kepada The Intercept, Dr Swan juga mengklaim bahwa paparan ftalat berdampak pada libido.

"Kami menemukan hubungan antara tingkat ftalat wanita dan kepuasan seksual mereka," katanya, dikutip dari Mirror.

"Para peneliti di China menemukan bahwa pekerja dengan tingkat bisphenol A yang lebih tinggi (bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik), umumnya dikenal sebagai BPA, dalam darah mereka lebih cenderung memiliki masalah seksual, termasuk penurunan hasrat," jelasnya.

Penelitian dimulai pada 2017 ketika Dr Swann dan tim ilmuwan menemukan bahwa selama empat dekade terakhir, tingkat sperma di antara pria di negara-negara barat telah turun lebih dari 50 persen.

Penelitian tersebut menganalisis 185 penelitian yang melibatkan hampir 45.000 pria sehat.

Dalam buku barunya itu, dia mengeksplorasi bagaimana gaya hidup dan paparan bahan kimia mempengaruhi kesuburan dan perkembangan seksual.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X