Masih Santap Sisa Hidangan Idul Fitri? Awas, Maag Bisa Kambuh

- Selasa, 26 Mei 2020 | 20:25 WIB
Ilustrasi sakit maag. (Pixabay/derneuemann).
Ilustrasi sakit maag. (Pixabay/derneuemann).

Banyak penelitian yang mengungkapkan jika kondisi pasien dengan penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau asam lambung seperti maag membaik selama bulan Ramadan. Hal itu dikarenakan pasien makan dengan teratur, mengurangi konsumsi camilan yang tidak sehat di siang hari, berkurangnya frekuensi merokok, serta pengendalian diri.

Akan tetapi, diungkapkan oleh spesialis penyakit dalam Prof. Dr. dr Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, penyakit pasien GERD bisa kambuh kembali pasca Ramadan. Salah satu faktor pemicunya adalah pola makan yang tidak teratur. Selain itu, jenis makanan yang dikonsumsi oleh pasien saat Idul Fitri dan hari-hari setelahnya.

“Terus terang orang-orang sakit maag menjadi lebih baik (kondisinya) saat berpuasa. Tapi kambuh karena makan makanan berlemak, makanan yang terlalu asam, pedas. Lalu juga karena coklat, keju,” kata Prof Ari dalam sesi Instagram Live di akun @dokterari kemarin.

Seperti yang diketahui, makanan Idul Fitri identik dengan makanan yang berlemak dan pedas. Sebut saja gulai, rendang, sayur labu, dan lain sebagainya. Belum lagi tersedia pula aneka kue kering seperti nastar, kastengel, putri salju, corn flakes, dan lainnya.

“Makanan-makanan tersebut dapat memicu kambuhnya GERD karena menyebabkan pengosongan lambung melambat. Akibatnya makanan bertahan di lambung lebih lama sehingga memicu asam lambung balik arah. Makanan coklat, keju juga menyebabkan klep di bawah kerongkongan bisa lemah,” ujar Prof Ari.

-
Ilustrasi santapan Idul Fitri. (Instagram/@dapur_nengsanti).

Klep atau katup di bawah kerongkongan berperan untuk menghentikan asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Normalnya katup itu harus tertutup.

Apabila katup melemah, maka asam lambung bisa naik ke kerongkongan yang dikenal dengan istilah refluks. Di sisi lain, penyakit GERD juga bisa timbul karena stres.

“Kuncinya sabar, bagaimana mengendalikan diri. Sekali lagi, saat Ramadan pengendalian diri berhasil dilakukan karena banyak ibadah. Jadi coba terus dipertahankan pasca Ramadan agar penyakit-penyakit yang berpotensi kambuh menjadi tidak kambuh,” pungkas Prof Ari.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

X