Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk tetap waspada dengan virus Marburg, meski belum ditemukan kasusnya di Indonesia.
Ini karena virus Marburg memiliki fatalitas penyakit tinggi. Virus ini sendiri ditularkan dari seseorang yang terinfeksi melalui darah, cairan tubuh hingga pakaian yang digunakan.
"Virus masuk melalui kulit yang terluka atau membran mukosa seperti mata, hidung dan mulut yang tidak terlindungi," terang Kemenkes, seperti dilihat Indozone di official accountnya, Sabtu (01/4/2023).
Gejala Virus Marburg
Gejala dari virus ini sendiri meliputi demam tinggi, sakit kepala, kelehana, nyeri otot hingga diare.
"Gejala berat berupa pendarahan dapat terjadi pada hari ke5-7, pendarahan ini terjadi di hidung, gusi, alat kemaluan, saat muntah darah dan buang air besar," sambungnya.
Baca juga: Tewaskan 27 Orang di Afrika, Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Terhadap Virus Marburg
Dijelaskan oleh Kemenkes, masa inkubasi dari virus ini bersifat variatif antar individu. Namun pada umumnya, masa inkubasi gejala terjadi 2-21 hari setelah terpapar.
Golongan Berisiko Tertular Virus Marburg
Kemenkes memaparkan ada sejumlah golongan yang berisiko tertular virus Marburg, yakni keluarga atau petugas medis pasien Marburg dan orang dengan riwayat perjalanan ke Afrika.
Keluarga dan petugas medis rentan tertular virus Marburg, jika merawat pasien virus Marburg tanpa menerapkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
"Orang yang memiliki riwayat perjalanan pada negara endemis Afrika dan riwayat kontak dengan kelelawar buah (Rousettus aegyptiacus) atau memasuki tempat tinggal kelelawar," tambah Kemenkes.
Pencegahan Virus Marburg
Baca juga: Virus Marburg Tewaskan 27 Jiwa di Afrika, Akankah Menyebar ke Indonesia?
Kemenkes mengungkapkan, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah paparan virus Marburg, antara lain:
- Mengurangi kontak dengan kelelawar buah pembawa virus Marburg
- Konsumsi daging yang sudah dimasak matang
- Menghindari kontak dengan seseorang yang terinfeksi
- Bagi petugas kesehatan, terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
- Mencuci tangan secara rutin
- Menunda perjalanan pada wilayah yang saat ini terjadi wabah
Artikel Menarik Lainnya: