Dalam beberapa minggu terakhir kasus COVID-19 di Indonesia cukup terkendali. Meski demikian, kita semua masih harus tetap waspada.
Belum lama ini, seorang pakar kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM) belum lama ini mengatakan bahwa terdapat gejala baru COVID-19 yang harus diwaspadai.
Baca juga: Gejala COVID-19 Omicron BF.7, Subvarian Baru yang Bikin China Keteteran
Dosen sekaligus dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Yogyakarta dr Anton Sony Wibowo mengatakan hiposmia merupakan gejala baru COVID-19.
Melalui keterangan tertulisnya dilihat Indozone di website resmi UGM, Anton mengatakan hiposmia merupakan salah satu gejala penurunan kemampuan membau terhadap sesuatu.
"Misal bau amis masih amis atau manis masih manis hanya saja intensitas baunya berkurang," jelas Anton.
Pasien yang mengalami hiposmia, kerap mengeluhkan benda-benda yang seharusnya tercium dengan kuat, namun hanya tercium samar-samar atau tidak jelas jenis baunya.
Ia menyebutkan, di masa pandemi COVID-19 kemunculan kasus pasien dengan hiposmia cukup banyak. Di luar negeri ada sekitar 60 persen pasien rawat jalan dilaporkan mengeluhkan penurunan kemampuan membau.
Baca juga: Sudah Masuk Indonesia, Ini Gejala COVID-19 Omicron XBB
“Penelitian saya di RSA UGM tahun 2022 ada sekitar 50% pasien di poli rawat jalan yang mengalami hiposmia,”tambahnya.
Anton juga menjelaskan bahwa hiposmia tidak hanya gejala yang muncul karena COVID-19. Tapi juga dapat terjadi akibat dari infeksi hidung dan sinus.
Untuk pengobatan hiposmia sendiri berupa pengobatan untuk virus. Selain itu, ditambah dengan terapi suportif lain seperti multivitamin tertentu.
“Dan yang terpenting adalah mengobati penyakit dasarnya karena hiposmia hanya gejala,”ucapnya.
Anton juga berharap masyarakat Indonesia tetap menerapkan protokol kesehatan meski kasus COVID-19 terus menurun.
