Waduh, Kasus COVID-19 RI Sudah Capai Puncak?

- Jumat, 2 Desember 2022 | 11:02 WIB
Ilustrasi situasi pandemi COVID-19 di tempat umum. (Freepik)
Ilustrasi situasi pandemi COVID-19 di tempat umum. (Freepik)

Kasus penyebaran COVID-19 di RI saat ini terus mengalami peningkatan. Data terakhir kasus positif per 1 Desember kemarin, mencapai 4.977 orang.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi, saat dijumpai wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (1/12/2022) kemarin.

“Kasus COVID-19 itu sedang naik, tapi pengamatan kita sudah sampai di puncak,” ucap Menkes Budi.

Menurutnya, puncak kasus ini terlihat dari pendekatan scientific berdasarkan kenaikan positivity rate. Menkes Budi bilang, angka positivity rate naik pada angka 10 sampai 20 persen.

Baca Juga: Update COVID-19! Kasus Harian Hari Ini Bertambah 4.977 Orang, Meninggal 54

Ia menyebutkan, angka positivity rate COVID-19 akan kembali naik pada bulan depan sebesar 50 persen, dan akan turun menjadi 35 persen.

“Begitu turun dari 35 ke 30, itu tanda peak-nya tercapai yang kita lihat laju dari positivity rate. Nah, sekarang positivity rate kita turun di seluruh Indonesia, dan provinsi besar. Seharusnya, seminggu-dua minggu turun. Secara scientific ini turun karena portofolio dari varian baru," katanya.

Menkes Budi menerangkan, positivity rate menjadi tolok ukur lantaran tidak semua masyarakat melakukan tes COVID-19. Selain itu, tidak semua masyarakat juga melapor apabila positif virus corona.

-
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin. (Antara)

Ia mencontohkan, seperti varian Delta yang sempat naik dan menjadi 90 persen dari populasi virus. Menurutnya, virus ini menguasai satu daerah. Lalu, kejadian terulang saat varian Omicron mewabah. Kemudian turun berganti jadi varian XBB dan BQ1.

“Populasi XBB dan BQ1 itu sudah 80 persen dari varian yang ada, mereka sudah take over Ba4 dan Ba5. Itu adalah ciri-ciri mereka jenuh nanti akan turun. Itu sebabnya, kita beda sama peramal, naik turun berdasarkan data. PR secara empiris kita lihat ke belakang, dan data varian genomic secara satu minggu dan dua minggu akan turun," tutur Budi.

Baca Juga: Supaya Banyak yang Mau Booster, Dinkes DKI Buka Lokasi Vaksin COVID-19 sampai Malam

Ia bilang, 74 persen dari total angka yang masuk rumah sakit akibat COVID-19 karena belum vaksin booster. Lalu, 84 persen yang meninggal juga akibat belum booster.

“Jadi, sekarang ini terlihat orang yang belum divaksin kelihatan dan belum. Yang belum, risiko dan meninggal tinggi karena 50 persen yang meninggal orang yang belum divaksin. Kalau teman punya saudara, ibu, ayah, kakek, cepat divaksin karena risiko mereka tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Menkes Budi juga menegaskan, penentuan pandemi COVID-19 berakhir kapan, bukan pada kewenangan pemerintah, tetapi pada WHO.

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Terkini

7 Rekomendasi Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Sabtu, 20 April 2024 | 09:05 WIB

10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB
X