Bahayakah Jika Seseorang Gemar Mengonsumsi Es Batu?

- Minggu, 7 Juli 2019 | 11:10 WIB
pexels.com
pexels.com

Mengunyah es batu di siang hari yang terik mungkin dapat menjadi sangat menyenangkan dan menyegarkan. Namun, jika kamu memiliki kebiasaan ini dan terlalu sering mengunyah es batu, kamu mungkin harus mulai waspada.

Kebiasaan mengunyah es batu merupakan salah satu bentuk kondisi medis yang disebut pica, yaitu kebiasaan mengunyah atau memakan benda yang tidak lazim. Pica biasanya dialami oleh anak-anak, namun kebiasaan atau kecanduan mengunyah es batu atau yang secara medis dikenal dengan istilah pagophagia, biasanya dapat terjadi pada segala usia. Pica biasanya dapat muncul akibat seseorang mengalami kekurangan suatu nutrisi tertentu pada tubuh. Biasanya, pada pagophagia, kondisi tersebut muncul akibat penderita mengalami kekurangan zat besi atau anemia.

Untuk masuk dalam kategori pagophagia atau kecanduan mengunyah es, Anda harus memiliki gejala selama satu bulan atau lebih. Seseorang yang mengalami kondisi ini biasanya akan mencari es secara terus menerus, bahkan dapat mengunyah es dari freezer untuk memenuhi keinginannya.

Jika seseorang sering memiliki keinginan untuk mengonsumsi es batu dapat menjadi tanda bahwa ia mengalami defisiensi nutrisi tertentu atau gangguan makan. Kondisi ini juga dapat membahayakan kualitas hidupnya.

Mengunyah es batu dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan gigi. Misalnya, hilangnya lapisan enamel dan kerusakan gigi secara umum.

Individu dengan anemia defisiensi besi tidak memiliki zat besi dalam jumlah yang cukup di aliran darahnya. Zat besi merupakan salah satu elemen yang diperlukan untuk membangun sel darah merah yang sehat. Tanpanya, sel darah merah tidak dapat mengantarkan oksigen ke berbagai organ tubuh.

Salah satu penelitian mengemukakan bahwa mengonsumsi es dapat memicu efek pada individu dengan anemia defisiensi besi yang menghantarkan lebih banyak darah ke otak. Semakin tinggi aliran darah ke otak berarti semakin banyak oksigen yang didapatkan. Itu karena otak merupakan salah satu organ yang dapat mengalami kekurangan oksigen pada anemia defisiensi besi. Peningkatan oksigen itu dapat menyebabkan peningkatan kejelasan pikiran dan kewaspadaan.

Penanganan untuk kebiasaan ini bergantung pada faktor penyebab yang mendasarinya. Misalnya, pada anemia defisiensi besi, dapat dilakukan pemeriksaan darah untuk memastikan adanya kondisi tersebut. Penanganannya dapat berupa pemberian suplementasi zat besi. Pada pica, penanganan dapat berupa terapi dengan kombinasi obat-obatan antiansietas maupun antidepresi apabila dinilai dibutuhkan.

Gemar mengonsumsi minuman es batu sesekali bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, bila seseorang memiliki dorongan yang kuat untuk terus-menerus mengonsumsi es batu selama lebih dari satu bulan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Selanjutnya dokter dapat mengevaluasi lebih lanjut untuk menentukan adanya gangguan kesehatan serta memberikan penanganan yang tepat.

Editor: Administrator

Terkini

7 Cara Efektif Mengatasi Rasa Ngantuk saat Bekerja

Selasa, 16 April 2024 | 20:43 WIB
X