Kanker prostat biasanya menyerang pria berusia 50 tahun ke atas. Namun, tak menutup kemungkinan risiko penyakit ini juga menyerang para pria berusia lebih muda.
Dokter spesialis urologi Prof. dr. Chaidir Arif Mochtar menuturkan, semakin tua usia maka semakin besar peluang kaum adam terkena kanker yang menyasar kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih (uretra) itu.
Lalu, kapan waktu yang tepat melakukan skrining agar penyakit ini bisa diobati sedini mungkin? Staf medik Departemen Medik Urologi RSCM-FKUI, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid merekomendasikan pemeriksaan prostate-specific agent (PSA) saat pria berusia di atas 50 tahun.
Tapi, jika ada keluarga sedarah yang pernah mengalami kanker prostat, maka skrining bisa dilakukan sejak usia 40 tahun sambil melakukan pemeriksaan kesehatan umum.
"Skrining PSA di atas 50 tahun, kalau sudah ada keluarga sedarah terkena kanker prostat, boleh skrining dilakukan dari usia 40 tahun, usia itu sudah disarankan juga melakukan medical check up," katanya, dikutip dari Antara, Sabtu (27/2/2021).
Untuk menurunkan risiko terkena kanker prostat, terapkanlah pola hidup sehat, termasuk menghindari diet tinggi lemak dan rendah serat.
Jika pada akhirnya tetap terdiagnosis kanker prostat, maka harus menjalani prosedur pembedahan. Kemudian, rutin melakukan pemeriksaan satu bulan kemudian untuk menentukan apakah perlu tambahan radiasi atau tidak.
"Berdasarkan hasil PSA akan ditentukan langkah berikutnya apakah ada tambahan radiasi misalnya, hormonal. Umumnya radiasi, karena yang tertinggal di daerah prostat. Kalaupun nilai PSA-nya masih ada maka penilaian perlu sinar (radiasi) atau tidak. Kalau hasilnya bagus, dalam beberapa bulan pertama akan dites untuk melihat tiba-tiba (PSA) naik atau tidak. Ada nilai PSA belum sesuai harapan lalu turun pelan-pelan," demikian kata Chaidir.
