Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan ada varian COVID-19 baru yaitu Deltacron. Varian ini merupakan kombinasi antara varian Delta dan Omicron.
Menurut Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor dr Zubairi Djoerban, sejauh ini belum dapat dipastikan apakah varian Deltacron ini mematikan.
"Mungkin sekali tidak berbahaya ketimbang varian Omicron. Belum bisa dipastikan karena jumlah kasusnya masih amat sedikit," kata dr Zubairi soal varian Deltacron dikutip pada Rabu (16/3/2022).
Meski demikian, varian Deltacron harus tetap diawasi oleh para ahli untuk memastikan bahwa varian ini 'aman'.
Gejala varian COVID-19 Deltacron
Juru bicara Satgas COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, Deltacron tidak ada bedanya dengan varian lainnya seperti Delta dan Omicron. Gejala dan penanganannya masih tetap sama seperti varian sebelumnya.
"Deltacron ini sebenarnya istilah ya yang dikeluarkan karena di waktu yang sama itu terinfeksi varian Delta dan Omicron. Jadi gejalanya tentu sama dengan SARS-CoV-2, sama-sama menyerang tubuh kita," kata dr Reisa dalam siaran daring Siaran Sehat Kemenkes, Senin (14/3/2022)
Menurutnya, Delta lebih banyak menyerang bagian saluran pernapasan bawah dan Omicron menyerang saluran pernapasan atas.
"Kalau Delta lebih banyak menyerang bagian saluran pernapasan bawah dan kalau Omicron banyak menyerang saluran pernapasan atas," sambung dr Reisa.
Singkatnya, gejala Deltacron meliputi batuk, sakit tenggorokan serta pilek. Gejalanya menyerupai flu.