Butuh APD Level 2, Dokter THT-KL Kesulitan Dapat Masker N95

- Selasa, 7 April 2020 | 13:00 WIB
Ketua PP PERHATI-KL Prof. DR. dr Jenny Bashiruddin, SpTHT-KL (K) berikan keterangan di Graha BNPB, Selasa (7/4/2020). (Dok. BNPB).
Ketua PP PERHATI-KL Prof. DR. dr Jenny Bashiruddin, SpTHT-KL (K) berikan keterangan di Graha BNPB, Selasa (7/4/2020). (Dok. BNPB).

Sejumlah dokter gugur saat menangani pasien terkait Covid-19. Termasuk dokter spesialis hidung, telinga, tenggorok, bedah kepala leher (THT-KL).

Berdasarkan informasi yang dibagikan oleh akun media sosial Ikatan Dokter Indonesia (IDI), tercatat setidaknya sudah ada 3 dokter THT/THT-KL yang meninggal karena virus corona baru. Mereka adalah dr. Adi Mirsaputra, Sp.THT, dr. Bernadette Albertine Fransisca T, Sp.THT-KL, dan dr. Wahyu Hidayat, Sp.THT-KL.

Menurut Ketua PP PERHATI-KL Prof. DR. dr Jenny Bashiruddin, SpTHT-KL (K), dokter THT dalam melaksanakan praktik memiliki kontak erat dengan pasien. Dirinya mengaku prihatin, lantaran ada rekan sejawat yang berpulang karena Covid-19.

"Kami dari perhimpunan sudah membuat berbagai macam pedoman dan contoh bagaimana sebaiknya melakukan praktek dengan pasien. Harus menggunakan APD lengkap, setidaknya level 2, terutama masker N95," ujar dr Jenny dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta, Selasa (7/4/2020).

Alat pelindung diri (APD) level 2 yang dibutuhkan antara lain penutup kepala, googles, masker N95, handschoen atau sarung tangan, apron/gown, dan alas kaki. Namun memang dalam praktiknya, APD untuk dokter THT/THT-KL sangat terbatas. Diungkapkan oleh dr. Jenny, para dokter kesulitan mendapatkan masker N95, karena stok yang tersedia tidak sesuai kebutuhan.

Padahal, hampir banyak pasien yang datang untuk berobat ke dokter THT-KL dengan gejala Covid-19. Seperti yang diketahui, gejala infeksi virus corona baru yang umumnya muncul adalah batuk, pilek, dan sesak napas. Tanpa APD yang lengkap, tentunya dokter sangat rentan tertular oleh pasien.

"Teman-teman di THT menangani pasien yang datang dengan keluhan batuk, pilek, sesak napas. Kami juga termasuk yang berada di lini pertama ketika pasien datang," ucap dr Jenny.

Keterbatasan APD bagi dokter spesialis THT-KL juga menjadi perhatian pemerintah. Hari ini, Pemerintah melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberikan bantuan kepada dokter spesialis THT-KL yang diwakilkan oleh dr Jenny. Langkah ini disambut baik oleh PP PERHATI-KL, yang nantinya akan membantu mendistribusikan bantuan donasi APD ke dokter spesialis THT-KL di seluruh cabang.

"Mudah-mudahan ini jadi penyemangat kami bahwa tetap harus melayani pasien yang datang. Harapannya ini awal bantuan dan terus-menerus sesuai kebutuhan dari kelangkaan masker N95," tandas dr Jenny.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X