4 Fakta Menarik Nikotin di Balik Banyaknya Anggapan Jadi Pemicu Utama Penyakit Berbahaya

- Kamis, 21 Juli 2022 | 13:45 WIB
Ilustrasi rokok. (Freepik)
Ilustrasi rokok. (Freepik)

Nikotin adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami oleh berbagai macam tumbuhan, seperti tembakau.

Nikotin bertindak sebagai agonis atau senyawa yang akan menimbulkan efek di kebanyakan sel-sel reseptor asetilkolin nikotin (nAChRs) di dalam tubuh.

Dampak nikotin pada perokok masih menjadi perbincangan hangat, terutama terkait anggapan bahwa senyawa kimia alami dalam tembakau pemicu utama munculnya penyakit berbahaya.

Tapi, apakah benar nikotin jadi pemicu utama penyakit berbahaya?

Dilansir Antara, Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sekaligus Ahli Toksikologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Shoim Hidayat mengungkap empat fakta terkait hal tersebut, berikut ini ulasannya:

1. Nikotin bukan karsinogen

Berdasarkan penelitian dari Lembaga Riset Kanker Internasional atau The International Agency for Research on Cancer (IARC) menyebutkan bahwa nikotin tidak terbukti sebagai zat karsinogen atau zat yang dapat menyebabkan penyakit kanker.

Baca juga: Diminta Buat Fatwa soal Ganja untuk Medis, MUI: Hukum Mengonsumsi Nikotin adalah Haram!

Lalu, kenapa rokok sering dianggap sebagai salah satu produk olahan tembakau yang berpotensi menyebabkan kanker? Hal ini karena untuk mengonsumsinya, rokok harus dibakar dan menghasilkan asap.

Asap tersebut diperkirakan mengandung sekitar 5.000 senyawa di mana beberapa di antaranya bersifat toksik hingga dapat memicu timbulnya kanker.

WHO mencatat ada sembilan bahan toksik dalam rokok yang disebut senyawa berbahaya dan berpotensi berbahaya (Harmful or Potentially Harmful Constituents atau HPHC).

2. Cara mengonsumsi nikotin

Secara umum, nikotin diperoleh dengan cara merokok. Tapi belakangan ini, banyak alat untuk mengonsumsi nikotin yang terus dikembangkan.

Sebut saja produk tembakau alternatif seperti produk tembakau dipanaskan, rokok elektrik, dan juga kantong nikotin.

Karena tidak melalui proses pembakaran dan tidak menghasilkan asap, produk-produk alternatif ini memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok.

3. Benarkah tembakau alternatif lebih rendah risiko?

Menurut penjelasan Shoim, dari aspek toksikologi, risiko seseorang terkena penyakit oleh paparan kimia sebanding dengan dosis paparannya. Jadi, semakin tinggi paparannya, semakin besar pula risiko yang mengintai.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X