Jumlah Kasus Covid-19 pada Anak Sedikit, Kenapa?

- Senin, 16 Maret 2020 | 19:25 WIB
Ilustrasi anak sedang demam. (BABAMAMA)
Ilustrasi anak sedang demam. (BABAMAMA)

Virus corona baru (Covid-19) telah menginfeksi lebih dari 170 ribu orang di lebih 100 negara. Dari sekian banyaknya kasus tersebut, kasus pada anak-anak terbilang sedikit. Di Indonesia saja, dilaporkan baru ada empat anak yang terpapar Covid-19 dengan usia masing-masing 17, 15, 5, dan 2 tahun.

Berdasarkan situasi ini, beberapa orang mungkin ada yang bertanya-tanya. Apakah memang benar anak-anak tidak rentan terhadap Covid-19? Atau karena ada hal lain?

Menurut Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, DR. dr Anggraini Alam, Sp.A (K), memang sudah menjadi hukum alam, apabila ada infeksi yang belum diketahui oleh tubuh manusia, maka menyerangnya lebih dulu ke orang dewasa. Covid-19 memang merupakan infeksi virus baru yang hingga saat ini masih diteliti. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru atau SARS-COV Tipe 2 ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada Desember 2019 lalu.

-
Ilustrasi anak sedang sakit. (Unsplash/Aditya Romansa)

"Hukum alam, infeksi baru, pertama dewasa dulu terkena. Setelah itu mungkin membentuk kekebalan sehingga infeksi baru ke anak-anak," ujar dr Anggraini dalam konferensi pers, Senin (16/3/2020) di Gedung IDAI, Jakarta.

Walaupun pada anak-anak infeksi baru menyerang belakangan, tetap saja masalahnya tinggi dan perlu diperhatikan, terutama pada gejalanya. Secara klinis, gejala infeksi baru pada anak terbilang ringan. Tapi hal itu tidak bisa disepelekan.

"Namun jangan lengah, dengan makin luas kasus Covid-19, anak-anak sangat sangat mungkin terkena. Gejala klinisnya mungkin yang timbul ringan, batuk biasa, tapi itu karena tidak dilakukan pemeriksaan. Oleh karenanya kami dari PP IDAI mendorong pemeriksaan laboratorium yang seluas-luasnya," ujar dr Anggraini.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum PP IDAI DR. dr Aman Pulungan, Sp.A (K), FAAP, FRCPI (Hon). Dalam kesempatan yang sama, dirinya mencontohkan kasus Covid-19 yang terjadi di Korea Selatan. Dari 8 ribuan kasus, jumlah kasus pada anak tidak sampai 6%.

"Tapi dengan catatan, Korea Selatan melakukan banyak pemeriksaan pada anak-anak. Di Indonesia jumlah anak yang diperiksa masih sedikit. Maka tolong jangan sampai lengah, beranggapan anak tidak bisa terkena Covid-19 atau jumlah kasusnya sedikit, pemeriksaan terhadap anak harus dilakukan seluas-luasnya," pungkas dr Aman.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Rekomendasi Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Sabtu, 20 April 2024 | 09:05 WIB

10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB
X