Waduh! Hepatitis Misterius Disebut Muncul karena Efek Vaksin COVID-19, Ini Kata Satgas IDI

- Selasa, 3 Mei 2022 | 12:29 WIB
Seorang anak menerima suntikan vaksin COVID-19. (Reuters)
Seorang anak menerima suntikan vaksin COVID-19. (Reuters)

Berbagai spekulasi dan hipotesa mulai berseliweran menyusul merebaknya penyakit hepatitis akut di 12 negara di dunia, termasuk Indonesia, dalam kurun waktu sebulan teakhir.

Penyakit hepatitis akut yang menyebabkan peradangan hati pada anak itu belum diketahui etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) sehingga disebut hepatitis misterius.

Salah satu hipotesa yang beredar adalah kabar yang menyebut bahwa penyakit tersebut muncul akibat efek dari vaksin COVID-19 yang disuntikkan kepada masyarakat.

Menanggapi hal itu, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban pun angkat bicara. Menurutnya, hipotesa tersebut tidak didasarkan pada fakta ilmiah.

"Hipotesis ini tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19," kata Profesor Zubairi melalui cuitan di akun Twitter, Senin malam (2/5/2022).

Menurut Zubairi sebagian besar anak-anak yang terjangkit hepatitis misterius ini mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam.

"Hepatitis misterius pada anak-anak jadi bahasan hangat belakangan ini di seluruh dunia. Seratusan kasus dilaporkan, termasuk tiga anak di Indonesia yang meninggal. Apa yang sebenarnya terjadi?" katanya.

Gejala Hepatitis Misterius

Gejala yang ditemukan pada kasus hepatitis misterius berupa mual-mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang-kejang, dan penurunan kesadaran.

Saat ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis misterius ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. 

“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.

 

Nadia mengimbau, jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera diperiksakan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Bakal Jadi Pandemi Berikutnya?

Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO, jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Cara Efektif Mengatasi Lapar Saat Diet

Senin, 18 Maret 2024 | 06:10 WIB

5 Cara Alami yang Efektif untuk Mengatasi Migrain

Minggu, 17 Maret 2024 | 21:00 WIB

5 Rekomendasi Makanan Sehat untuk Meningkatkan Mood

Minggu, 17 Maret 2024 | 21:00 WIB

5 Manfaat Kelapa Tua yang Jarang Diketahui

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:57 WIB
X