Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran resmi berhenti beroperasi pada Jumat (31/3/2023) lalu. Penutupan ini dilakukan seiring dengan semakin melandainya kasus COVID-19 di Tanah Air.
Lantas, dengan penutupan RSDC Wisma Atlet tersebut menandakan Indonesia sudah terbebas dari ancaman virus COVID-19?
Baca juga: Resmi Ditutup, Gimana Nasib Alat Kesehatan di RSDC Wisma Atlet?
Epidemiolog dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman menilai dengan ditutupnya RSDC Wisma Atlet, bukan berarti virus COVID-19 di Indonesia menghilang. Meskipun modal imunitas masyarakat Indonesia sudah membaik.
"Saya kira sudah pas saat ini ditutupnya Wisma Atlet karena memang dari segi umum, secara situasi perkembangan COVID-19 di Indonesia semakin baik dengan modal imunitas yang semakin baik," jelas dr Dicky dalam keterangannya, Senin (3/4/2023).
Namun ditegaskan dr Dicky, penutupan RSDC Wisma Atlet tidak bisa diartikan bahwa COVID-19 sudah tidak ada.
"Namun, penutupan ini jangan sampai diartikan bahwa COVID-19 sudah tidak ada, bukan seperti itu. Bahwa COVID-19 ada, tapi ancamannya sudah jauh berbeda dengan vaksin yang dulu belum ada," terangnya.
Baca juga: RSDC Wisma Atlet Resmi Tutup, Kemenkes: Bukti Pandemi Terus Membaik
Saat ini, ancaman COVID-19 membawa risiko proporsional kepada kelompok tinggi risiko seperti lansia dengan komorbid, anak muda dengan komorbid, dan ibu hamil. Untuk itu, bukan berarti kita bisa hidup bebas dengan tidak memperhatikan kesehatan.
"Jadi yang namanya protokol kesehatan, perilaku hidup sehat, itu harus dilakukan. Namanya dunia saat ini, semakin rentan wabah yang menuntut adanya perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat di segala aspek," pungkas dr Dicky.
Artikel Menarik Lainnya:
