Terungkap! Penyebab Otak Brigadir J Pindah ke Perut, Dokter: Prosedur Forensik

- Senin, 1 Agustus 2022 | 21:15 WIB
Kerabat memegang foto almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat pemakaman kembali jenazah setelah autopsi ulang. (ANTARA/Wahdi Septiawan)
Kerabat memegang foto almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat pemakaman kembali jenazah setelah autopsi ulang. (ANTARA/Wahdi Septiawan)

Jenazah Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat terpaksa harus diautopsi ulang setelah kasus penembakan yang menewaskan dirinya menuai banyak kejanggalan.

Autopsi ulang jenazah Brigadir J telah dilakukan di RSUD Sungai Bahar pada hari, Rabu (27/7/2022).

Hasilnya, tim ahli menemukan otak Brigadir J pindah ke bagian perut dan di dalam tengkorak kepalanya ada enam retakan.

Enam retakan ini diduga akibat tembakan, namun mungkin juga akibat lain. Sehingga muncul berbagai spekulasi publik terhadap kasus ini.

Baca juga: Biar Efektif dan Efisien, Kasus Brigadir J Ditarik dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim
Meski begitu, soal otak pindah ke perut ternyata bisa dijelaskan secara medis.

Di mana menurut dr. Maurin yang sering membagikan informasi edukasi di akun TikTok menyebut otak Brigadir J pindah ke perut karena sebelumnya telah dilakukan otopsi.

“Sebenarnya gak ada yang perlu kita bungungkan dari perpindahan otak pada jenazah yang sudah selesai dilakukan otopsi temen-temen. Karena prosedur tersebut sudah bisa dilakukan oleh spesialis forensik,” ujarnya dalam unggahan video yang dilihat, Senin  (1/8/2022).

Dia menjelaskan saat dilakukan otopsi, bagian-bagian otak yang terdiri dari otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (medula oblongata) akan dilakukan untuk diris dan diperiksa struktur anatominya.

“Di luar tubuh masing-masing bagian akn ditimbang setelah ditimbang maka diiris. Otak besar diiris melintang dengan ketebalan 2 cm, otak kecil satu irisan dan batang otak diiris sama dengan otak besar,” ungkapnya. 

Irisan tersebutlah yang membuat penampakan otak tidak lagi utuh dan merembes saat diletakkan kembali di dalam kepala.

Sehingga sebagai aturan atau prosedur forensik diletakkan di bagian berongga seperti dada dan perut.

“Tentunya akan sangat tidak etis kalau jenazah yang datang dalam keadaan baik kita kebaikan dalam keadaan seperti itu.”

“Jadi orangan otak tersebut kita kebalikan ke dalam ruang berongga seperti dada dan perut,” bebernya.
 
 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X