Hati-hati! Penderita Kanker Kepala dan Leher Berisiko Tinggi Alami Gangguan Psikiatri

- Kamis, 23 Februari 2023 | 23:23 WIB
Ilustrasi wanita periksa ke dokter karena alami kanker di bagian leher (Freepik/stefamerpik)
Ilustrasi wanita periksa ke dokter karena alami kanker di bagian leher (Freepik/stefamerpik)

Pasien penderita kanker kepala dan leher bisa mengalami gangguan psikiatri. Hal itu diungkapkan oleh dokter Spesialis Kedokteran Jiwa konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Feranindhya Agiananda SpKj(K).

Bahkan, kemungkinan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kanker lainnya, seperti kanker paru-paru dan payudara.

"Ternyata kanker kepala leher angka kejadian depresi itu bisa mencapai 50 persen pada populasi pasien dengan kanker kepala leher," ungkap dr Fera, dalam diskusi Terapi Suportif Pada Kanker Kepala dan Leher secara daring, Kamis (23/2/2023).

Hal ini karena kanker kepala dan leher, terjadi di area yang terlihat seperti benjolan jika menderita kanker lasofaring di leher.

Baca juga: 4 Cara Beri Dukungan Kepada Penderita Kanker, Jangan Asal Bertindak!

Terapi yang biasanya dilakukan juga dapat mengubah bentuk fisik, sehingga pasien akan merasa seperti bukan dirinya lagi.

"Tentunya berdampak besar pada kondisi psikologis dari pasiennya dan juga keluarga tentunya yang mendampingi jadi memang besar sekali peranan dari aspek kesehatan mental ini," tambahnya.

-
Ilustrasi wanita periksa ke dokter karena alami kanker (freepik)

Depresi yang dirasakan pasien kanker kepala dan leher bisa membutnya tidak semangat menjalani perawatan, putus asa, kehilangan daya juang untuk melawan kanker serta bisa memperburuk hasil dari tatalaksana yang sudah direncanakan.

Lebih lanjut dr Fera menjelaskan, tidak semua pasien kanker harus menjalani terapi psikiatri. Sebelum melakukan terapi, biasanya dokter penanggung jawab akan mengobservasi permasalahan dihadapi pasien kanker.

Jika dirasa ada hal-hal yang penting untuk dikelola, dokter penanggung jawab akan menghubungi tim untuk melakukan tatalaksana secara bersama-sama.

"Selalu akan mulainya dari satu pintu dulu terkait dengan masalah utamanya apa, jadi bisa saja datangnya ke THT, atau karena nyeri datangnya ke rehab medik dulu atau ke mana dulu, nanti akan dilihat permasalahannya ada di sebelah mana, ada apa aja masalahnya kemudian timnya akan diaktivasi sehingga apapun permasalahan yang dihadapi itu bisa kita kelola secara optimal," ujar dr Fera.

Baca juga: Laki-Laki Juga Bisa Kena HPV Penyebab Kanker Serviks pada Perempuan

Dr Fera menambahkan, terapi psikiatri tidak akan selalu diberi obat. Biasanya yang awam dilakukan adalah psikoterapi, yaitu terapi berbincang-bincang untuk melihat masalah yang sedang dihadapi oleh pasien maupun keluarganya, seperti kecemasan karena tidak tahu apa yang akan dihadapi dan masih dalam tahap rasional atau tidak.

"Itu kita akan cari tahu apa yang membuat dia cemas, seringkali orang cuma karena tidak tahu apa yang akan dihadapi karena khawatir akan masa depannya, sering kali kita ruwet sama pikiran kita mikirnya udah jauh duluan padahal belum tentu apa yang seperti kita bayangkan," imbuhnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X