Preeklampsia (Komplikasi Kehamilan) - Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan

- Kamis, 8 Oktober 2020 | 15:45 WIB
Ilustrasi wanita hamil (Pexels/Jonas Kakaroto)
Ilustrasi wanita hamil (Pexels/Jonas Kakaroto)

Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan pada ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi meski tidak memiliki riwayat hipertensi dan ekskresi protein berlebih dalam urin.

Komplikasi medis yang umum selama kehamilan ini terkait dengan morbiditas dan mortalitas ibu yang tinggi serta hambatan pertumbuhan janin di dalam kandungan.

Penyebab dan Gejala Preeklampsia pada Ibu Hamil

-
Ibu hamil (Pexels/Garon Piceli)

Dalam banyak kasus, preeklampsia menimbulkan risiko bagi kesehatan ibu dan bayi. Meskipun, secara pasti penyebab preeklampsia belum diketahui.

Preeklampsia dapat terjadi karena perubahan abnormal pada plasenta, organ yang menyehatkan janin selama kehamilan.

Pembuluh darah yang mengirimkan darah ke plasenta menjadi sempit atau tidak berfungsi dengan baik dan bereaksi berbeda terhadap sinyal hormonal, sehingga membatasi aliran darah ke plasenta.

Umumnya, preeklampsia terjadi setelah 20 minggu masa kehamilan awal. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa saja terjadi lebih awal.

Walaupun penyebab preeklampsia belum diketahui pasti, American Pregnancy Association mengurutkan beberapa gejala preeklampsia yang dapat dikenali, meliputi:

  • Tekanan darah tinggi
  • Kelebihan protein dalam urin
  • Sakit kepala
  • Penglihatan kabur
  • Tidak dapat mentolerir cahaya terang
  • Sesak napas
  • Kelelahan
  • Mual dan muntah
  • Nyeri di perut kanan atas
  • Jarang buang air kecil
     

Diagnosis dan Pengobatan Preeklampsia

-
Ilustrasi wanita hamil (Pexels/Jonas Kakaroto)

Lalu, kapan seorang wanita hamil harus memeriksakan diri ke dokter terkait kondisi komplikasi kehamilan preeklampsia yang kemungkinan dialaminya?

Setiap ibu hamil harus segera menemui dokter kandungan jika mengalami salah satu dari gejala preeklampsia yang sudah disebutkan di atas. Jangan lupa konsultasikan dengan detail pada dokter kandungan.

Untuk memastikan apakah seorang ibu hamil memang mengalami preeklampsia atau tidak, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik sebagai langkah diagnosis preeklampsia yang tepat.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, lalu menanyakan terjadinya tekanan darah tinggi pada kehamilan sebelumnya jika ada.

Kemudian akan diperoleh riwayat kesehatan yang menyeluruh oleh dokter untuk mengidentifikasi kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko preeklampsia.

Jika dokter mencurigai adanya preeklampsia, maka pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan darah, analisis urin, dan pemeriksaan USG janin akan dilakukan.

Kriteria diagnostik untuk preeklampsia, antara lain:

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

X