Penyintas COVID-19 memiliki risiko tinggi mengalami kesehatan mental dan kondisi neurologis dalam enam bulan setelah diagnosis.
Dilansir Sky News, para peneliti di Universitas Oxford melihat mencatat kesehatan lebih dari 230.000 pasien COVID-19, sebagian besar dari Amerika Serikat (AS).
Hasilnya, lebih dari sepertiga atau setara 34 persen penyinta COVID-19 didiagnosis dengan kondisi neurologis atau gangguan mental setelah setengah tahun terinfeksi virus corona.
Para peneliti juga menemukan 13 persen orang mengalami diagnosis neurologis atau psikiatris pertama.
Semakin parah virus corona menginfeksi, maka semakin besar kemungkinan pasien menderita gangguan kesehatan mental.
Baca juga: Update Corona RI 18 Februari 2022: Kasus Baru Tambah 59.635
Mengingat skala pandemi virus corona dan sifat kronis dari beberapa diagnosis neurologis dan psikiatri, penulis penelitian menyimpulkan bahwa efek substansial pada sistem perawatan kesehatan dan sosial kemungkinan akan terjadi.
Penelitian juga berpendapat masih perlu penelitian lebih lanjut, untuk memahami bagaimana dan mengapa gangguan tersebut terjadi serta bagaimana cara mengobatinya.
Penelitian juga menemukan bahwa secara keseluruhan risiko mengalami neurologis dan kesehatan mental setelah COVID-19 lebih besar yakni 44 persen.
Paul Harrison, Profesor Psikiatri di Universitas Oxford dan penulis utama studi tersebut mengatakan bahwa data penelitian itu data dari sejumlah pasien COVID-19 di dunia.