Medina Zein Dituduh hanya Akting Sakit Jiwa, Benarkah Gangguan Mental Bisa Direkayasa?

- Selasa, 31 Mei 2022 | 05:00 WIB
Medina Zein (Instagram/medinazein)
Medina Zein (Instagram/medinazein)

Medina Zein dikabarkan hanya pura-pura mengidap gangguan mental, bipolar disorder. Selebgram sekaligus pengusaha itu disebut sengaja akting sakit jiwa untuk menghindari jerat hukum atas kasus penipuan yang dilakukannya.

Dugaan itu kembali mencuat setelah beredar foto Medina Zein sedang tersenyum sumringah memakai pakaian pasien RSJ.

Tak hanya senyumnya, rambutnya yang diikat ke belakang dan acak-acakan juga disebut-sebut netizen hanya tipuan untuk mendukung aktingnya.

Terlepas dari itu, benarkah penyakit mental bisa dibuat-buat? Benarkah seseorang bisa berpura-pura mengidap gangguan mental tanpa diketahui orang lain?

Sindrom Munchausen

Mengutip dari Klikdokter, seseorang bisa saja merekayasa dirinya seolah-olah terlihat sedang sakit. Hal ini mereka lakukan biasanya untuk mendapat perhatian.

Pura-pura sakit ini sendiri merupakan gangguan mental yang dikenal dengan nama Sindrom Munchausen.

Sindrom ini cukup kompleks dan sulit dipahami, sehingga penyebabnya belum bisa dipastikan.

Baca juga: Medina Zein 'Diseret' ke Rumah Sakit Jiwa, Kenali Gejala Bipolar Akut yang Menyerangnya

Namun ada beberapa hal yang mungkin menjadi faktor risiko munculnya sindrom ini. Di antaranya sebagai berikut:

  • Trauma masa kecil berupa kekerasan emosional, fisik, ataupun seksual
  • Penyakit serius saat kanak-kanak
  • Anggota keluarga mengalami penyakit serius
  • Kurang kepercayaan atau identitas diri
  • Adanya kelainan kepribadian

Adapun ciri-ciri penderita sindrom munchausen yaitu sebagai berikut:

  • Berbohong dengan berpura-pura sedang mengalami gejala tertentu. Bahkan, untuk meyakinkan gejala tersebut, ia menyakiti diri sendiri atau sengaja memanipulasi hasil pemeriksaan. Misalnya, mengontaminasi hasil urine.
  • Memberikan riwayat medis yang tidak konsisten atau berbeda-beda, terkadang didramatisasi.
  • Terjadi “kekambuhan” gejala berulang.
  • Gejala yang tidak jelas dan justru bertambah “parah” setelah diberikan terapi
  • Memiliki pengetahuan yang “luas” seputar terminologi atau kata-kata kedokteran dan dapat mendeskripsikan penyakit dengan detail.
  • Mempunyai keinginan kuat untuk menjalani prosedur medis atau tindakan lainnya.
  • Memiliki problem identitas dan kepercayaan diri.

Cara membedakan gangguan jiwa asli dan palsu

Sementara itu, psikolog sebenarnya telah mengungkap ciri-ciri orang yang mengidap gangguan jiwa asli dan yang hanya pura-pura. Dikutip dari situs Quora, Psikologi Klinis Dewasa Nadia Davita menyebut penderita gangguan jiwa umumnya telah didiagnosis melalui serangkaian pemeriksaan.

“Biasanya untuk mendapatkan data psikologis secara umum, kami akan melakukannya melalui 3 metode, yaitu wawancara, observasi, dan tes. Psikolog akan melihat keterkaitan dan kesesuaian antara data yang didapatkan dari ketiga metode ini.

“Biasanya untuk menentukan gangguan seseorang tidak sekadar dari gejala yang muncul saat observasi atau wawancara,” katanya. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X