Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa terdapat menajemen rumah sakit di Indonesia yang mengajukan klaim pelayanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencapai miliaran rupiah meski tidak ada pasien.
"Contohnya di sebuah rumah sakit, tagihannya sampai miliaran rupiah, tapi gak ada pasiennya," kata Ghufron Mukti dikutip dari Antara.
Baca juga: Penting! Alami Kecelakaan saat Mudik Bisa Ditanggung BPJS Kesehatan, Ini Syaratnya
Tapi sayangnya, Ghufron Mukti tidak menyampaikan nama serta domisili rumah sakit yang dia maksud.
Pernyataan tersebut disampaikan Ghufron Mukti untuk menjawab masih adanya pengelola rumah sakit yang melakukan perbuatan curang (fraud) dengan cara memanipulasi tagihan kepada dana JKN.
Kejadian ini diketahui Ghufron berkat implementasi sistem terbaru yang dikembangkan BPJS Kesehatan dalam memantau potensi kecurangan di tengah perbaikan situasi keuangan BPJS Kesehatan sejak 2021.
Sebagai informasi, keuangan BPJS Kesehatan mengalami surplus terhitung sejak 2021, berdasarkan kondisi aset berisi dana jaminan sosial kesehatan yang tercatat sebesar Rp38,76 triliun, lalu kenaikannya berlanjut hingga 2022 menjadi sebesar Rp56,51 triliun.
Baca juga: Bos BPJS Kesehatan Bongkar Alasan Ogah Tanggung Biaya Medical Check Up, Kenapa?
"Kami bikin sistem baru, walau pun belum optimal, tapi beberapa kami bisa tangkap adanya fraud, sistem antifraud kami sudah bekerja," katanya.
Menurut Ghufron, BPJS Kesehatan telah mengambil sikap tegas terhadap pelaku kecurangan dengan memutus kerja sama pelayanan pasien JKN di rumah sakit terkait.
Artikel Menarik Lainnya:
