Kasus Pertama Cacar Monyet Menular ke Anak-anak Usai Keluarga Pulang Liburan dari Turki

- Sabtu, 23 Juli 2022 | 15:38 WIB
Gambar memperlihatkan ruam pada pasien yang terinveksi cacar monyet.(Foto/Dailymail)
Gambar memperlihatkan ruam pada pasien yang terinveksi cacar monyet.(Foto/Dailymail)

Seorang anak di bawah usia sepuluh tahun dinyatakan positif terkena cacar monyet setelah ikut liburan keluarga ke Turki

Seperti yang dilansir Dailymail, kasus cacar monyet ini sebagai kasus pertama yang melibatkan anak-anak.

Awalnya anak yang tidak disebutkan namanya itu dibawa ke Rumah Sakit Emma Children di Amsterdam, Belanda, pada akhir Juni dengan keluhan ruam.

Dokter menghitung terdapat 20 luka di wajah, telinga, lengan bawah, paha dan punggungnya, tetapi pasien tidak mengalami demam atau pembengkakan kelenjar getah bening.

Dalam seminggu virus di tubuhnya telah turun ke tingkat yang tidak terdeteksi, dan dia sembuh total. Tak satu pun dari kontak dekatnya dinyatakan positif cacar monyet.

Tidak jelas bagaimana dia bisa terinfeksi, tetapi yang pasti anak tersebut tidak ada mendapatkan pelecehan seksual.

Keluarga mengatakan mereka tidak memiliki kontak erat dengan tamu lain saat berlibur dan meletakkan handuk mereka sendiri di kursi dan kursi santai.

Orang tuanya, salah satu saudara kandungnya dan seorang teman - yang semuanya dianggap berisiko tinggi - divaksinasi dengan vaksin Jynneous, yang digunakan di Amerika.

Laporan itu muncul ketika Amerika Serikat mengkonfirmasi dua kasus pertama virus tropis itu di Amerika Serikat, sebagaimana dikonfirmasi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Dokter di rumah sakit Belanda mengungkapkan diagnosis cacar monyet di jurnal Eurosurveillance, Kamis kemarin.

Dr Marceline van Furth, yang memimpin penyelidikan, mengatakan mereka mempublikasikan kasus ini untuk 'meningkatkan kesadaran bahwa cacar monyet dapat berkembang pada anak-anak'.

Mereka memperingatkan bahwa anak-anak bersama orang dewasa yang lebih tua dan wanita hamil, lebih rentan terhadap cacar monyet, dengan sekitar tiga persen meninggal akibat infeksi.

Lebih dari 16.000 kasus telah terdeteksi secara global dalam wabah saat ini, sebagian besar di antara pria gay atau biseksual yang tertular penyakit melalui kontak seksual.

Para ahli khawatir penyakit itu kemungkinan telah menyebar ke populasi lain, tetapi belum terdeteksi karena kurangnya pengujian.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X