Masyarakat dibuat khawatir dengan kemunculan virus flu burung varian baru clade 2.3.4.4b, yang terdeteksi di Kalimantan Selatan.
Tidak hanya Indonesia, kasus akibat infeksi flu burung yang menular pada manusia ini juga ditemukan di Kamboja dan China.
Dengan merebaknya kasus tersebut, masyarakat jadi was-was ketika mengonsumsi daging ayam. Lantas, apakah saat ini aman mengonsumsi daging ayam?
Baca juga: Meski Flu Burung Merebak, Ini Alasan Masyarakat Enggak Perlu Takut Makan Ayam dan Telur
Guru Besar biologi molekuler dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Chairul A Nidom menjelaskan, virus flu burung memiliki karakteristik yang mudah mati ketika berkontak dengan panas dan diinfektan.
Sebelum terjadi proses penyembelihan (karkas), seekor ayam akan melewati proses pemanasan saat bulunya dicabut.
"Nah itu sudah cukup untuk menghilangkan virus yang ada di dalam daging," jelas Prof Nidom dalam konferensi pers Cegah Flu Burung dari Sekitar Kita, Jumat (3/3/2023).
Lebih lanjut Prof Nidom menjelaskan, tingkat infeksi tinggi bukan ketika ayam menjadi karkas, melainkan saat masih hidup. Ayam yang masih hidup dan terinfeksi, berpotensi menularkan virus pada manusia.
Baca juga: Jangan Remeh! Penularan Flu Burung ke Manusia Tetap Berisiko meski Jarang Terjadi
Oleh karenanya, Prof Nidom mengimbau masyarakat untuk membeli jenis ayam yang sudah di karkas atau sudah desinfeksi daripada yang masih hidup.
"Karena ayam hidup itu berisiko membawa virus tersebut. Jadi dengan pemanasan yang dilakukan untuk pencabutan bulu, apalagi itu dilakukan pada suatu industri, maka itu sudah cukup," bebernya.
"Mungkin buat yang memotong itu, buang-buangan air dari pemotongan itu harus diolah atau didisinfeksi. Tapi kalau dagingnya saya rasa tidak masalah, dan itu sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat apakah virus itu masih hidup di dalam karkas," sambungnya.
Artikel Menarik Lainnya:
