Daun salam (Syzygium polyanthum) adalah daun yang memiliki bentuk lonjong, elips, atau bulat telur dengan panjang berkisar antara 50 mm hingga 150 mm dan lebar 35 mm hingga 65 mm. Daun ini tumbuh secara sungsang dengan pangkal yang lancip dan ujung yang tumpul.
Di setiap daerah di Indonesia, daun salam juga memiliki nama yang berbeda-beda. Tanaman ini banyak ditemukan di Asia Tenggara, termasuk di Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
Salah satu karakteristik yang khas dari daun salam adalah aroma yang sangat harum. Oleh karena itu, daun salam sering digunakan sebagai bumbu penyedap masakan karena dapat memberikan aroma khas pada hidangan.
Sejak zaman Yunani dan Romawi kuno, daun salam telah dianggap sangat berharga. Pada masa itu, daun salam sering dibakar di dalam rumah dan tempat ibadah untuk aroma terapi dan keperluan keagamaan.
Dalam mitologi Yunani kuno, daun salam memiliki hubungan dengan hal-hal spiritual. Apollo, dewa matahari dan seni dalam mitologi Yunani, sering mengenakan mahkota yang terbuat dari daun salam dan bunga.
Daun salam juga diberikan kepada para pemenang dalam pertandingan Pythian yang dianggap sakral pada saat itu. Kisah mitologi lainnya menghubungkan daun salam dengan nimfa Daphne, yang diubah menjadi pohon salam oleh ayahnya untuk menyembunyikannya dari Apollo.
Baca Juga: Baim Wong Ungkap Alasan Gagal Berangkat Haji Tahun Ini
Tidak hanya memiliki sejarah dan mitologi yang menarik, daun salam juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Ketika daun salam dibakar, aroma yang dihasilkan dapat menenangkan pikiran dan otot.
Bahkan, beberapa orang percaya bahwa menghirup asap daun salam dapat membersihkan ruangan dari energi negatif, mengurangi stres, meningkatkan fokus, dan memberikan rasa tenang. Di Indonesia, daun salam telah lama digunakan sebagai bumbu pelengkap dalam berbagai masakan khas.
Di Jawa, misalnya, daun salam sering digunakan dalam bumbu untuk hidangan Lebaran seperti opor, lodeh, sambal goreng, dan sayuran lainnya. Selain sebagai bumbu masakan, daun salam juga mengandung berbagai zat bermanfaat bagi kesehatan.
Daun salam mengandung minyak atsiri, flavonoida, tannin, vitamin A, vitamin C, vitamin B6, vitamin B9, karbohidrat, kalori, mineral, dan serat. Penelitian yang dipublikasikan di Clinical Biochemistry and Nutrition menunjukkan bahwa polifenol yang terdapat dalam daun salam memiliki aktivitas potensiasi insulin.
Hal ini berarti daun salam dapat membantu meningkatkan kontrol glukosa secara efektif. Selain itu, ekstrak metanol daun salam juga telah terbukti memiliki aktivitas antihyperglycemic.
Ekstrak tersebut dapat menghambat absorbsi glukosa dari usus halus dan meningkatkan pengambilan glukosa oleh jaringan otot. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Farmacia, ekstrak etanol daun salam juga menunjukkan potensi sebagai agen hipoglikemik.
Baca Juga: Jelajahi Keunikan China Town di Bangkok, Thailand
