Masih Bolehkah Penggunaan Kipas Angin Saat Suhu Panas Ekstrem?

- Kamis, 8 Agustus 2019 | 09:34 WIB
Ilustrasi/Mirror
Ilustrasi/Mirror

Tak hanya Indonesia dan Mekkah, sejumlah kota di dunia juga mengalami kenaikan suhu panas yang cukup esktrem hingga membuat penduduknya merasa kegerahan. Bahayanya lagi, suhu panas ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang bahkan dapat berakhir dengan kematian.

Ada berbagai cara yang dilakukan orang-orang untuk mendinginkan suhu badan seperti Pendingin ruangan (AC) dan juga kipas angin. Namun, tak semua kalangan masyarakat mampu membeli AC karena harganya yang mahal, hingga kipas angin pun dipilih sebagai alternatif lain untuk mendinginkan suhu tubuh.

Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengungkapkan saat suhu mencapai 90 derajat Fahrenheit (32 derajat Celsius), kipas angin tidak membantu melindungi orang -orang dari penyakit yang ditimbulkan dari suhu panas.

-
Ilustrasi/Pixabay

 

Badan Perlindungan Lingkungan AS juga menganjurkan agar orang-orang tidak menggunakan kipas angin saat suhu indeks panas, kombinasi suhu dan kelembaban naik menjadi 99 derajat F (37 derajat Celsius).

Professor ilmu kesehatan di University of Sydney dan direktur laboratorium ergonomi termal, Ollie Jay beserta timnya telah berupaya untuk menguji validitas rekomendasi kesehatan.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan Annals of Internal Medicine, Jay dan rekan-rekannya telah melakukan penelitian dengan 12 orang responden pria sehat untuk duduk selama dua jam, mereka diminta untuk mengalami dua kondisi suhu panas dalam satu hari, yakni panas kering, dengan indeks panas 115 derajat F (46 derajat C), dan panas lembab, dengan indeks panas 133 derajat F (56 derajat C).

Untuk mengukur tekanan panas dari para responden, peneliti mengambil empat langkah, yaitu suhu rektum, tekanan pada jantung menggunakan denyut jantung dan tekanan darah, dehidrasi, serta laporan kenyamanan termal pada skala standar.

-
Ilustrasi/Unsplash


Dari hasil penelitian ini, peneliti menemukan bahwa penggunaan kipas angin mampu menurunkan suhu tubuh, mengurangi ketegangan yang ditimbulkan dari panas di jantung, serta menimbulkan rasa nyaman saat suhu panas berpindah ke tubuh. Hal ini hanya berlaku saat suhu panas berada dalam kategori panas yang lembap.

Ketika suhu udara naik di atas suhu kulit, maka akan terjadi pertukaran udara antara tubuh dan udara, inilah yang menyebabkan suhu panas tidak hilang dan malah masuk ke dalam tubuh. Dengan kata lain, menggunakan kipas angin hanya akan mempercepat perpindahan udara panas ke dalam tubuh, sehingga timbul rasa yang lebih hangat, namun dapat berpotensi meningkatkan suhu tubuh menjadi tidak sehat.

"Kipas pada suhu berapa pun hingga 104 derajat F (40 derajat C), di mana ada semacam kelembaban, itu bermanfaat. Tapi karena suhu semakin tinggi, jika kering maka kipas semakin tidak berguna dan berpotensi merugikan." ungkap Jay.

-
Ilustrasi/Blossom]

 

Sebagian besar negara yang ada di AS mengalami panas yang lembab dan kelembapan yang cukup sehingga kipas angin dapat membantu mendinginkan suhu tubuh.

Jay mengungkapkan bahwa banyak pula orang-orang yang tidak menggunakan kipas angin untuk menurunkan suhu panas tubuh karena anjuran dari beberapa kelompok kesehatan masyarakat yang menyarankan agar orang-orang tidak menggunakan kipas angin di atas suhu indeks panas 99 derajat F.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

X