Aktivitas mudik Lebaran membuat sebagian besar masyarakat yakin kasus infeksi COVID-19 akan kembali naik. Namun menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dampak itu baru benar-benar bisa dipastikan hingga 14 hari ke depan.
"Saya enggak bisa jawab sekarang apakah ada kenaikan imbas diperbolehkannya mudik ini karena polanya tidak begitu. Menurut teori, kehebohannya hari ini lalu data kasusnya terlihat 14 hari kemudian," ucapnya, seperti yang dikutip Indozone dari ANTARA, Sabtu (7/5/2022).
Lebih lanjut, Kang Emil mengungkap seluruh perangkat pemerintahan, khususnya di Jawa Barat akan tetap siaga guna mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19.
Meski dari pantauannya, sejauh ini ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan, khususnya memakai masker, masih tetap tinggi termasuk antusiasme mengikuti vaksinasi selama mudik Lebaran.
"Kami tetap akan bersiaga selama sebulan ke depan. Saya lihat ketaatan masyarakat juga masih tinggi," sambungnya.
Adapun soal transisi pandemi ke endemi bisa dilihat dari data per hari. Di mana saat ini data menunjukkan tingkat keterisian rumah sakit pasien COVID-19 di Jabar sangat rendah yakni berada di angka 0,8 persen.
Baca juga: Studi: Infeksi COVID-19 Parah Picu Penurunan Kognitif dan Bikin Otak 20 Tahun Lebih Tua
Sehingga jika pascalibur Lebaran ini angka kasus COVID-19 masih landai atau ada kenaikan tapi tidak signifikan, maka transisi pandemi ke endemi akan semakin jelas.
"Kalau setelah 14 hari dari hari Lebaran kasus tetap landai, maka saya boleh klaim berarti sudah endemi. Sementara saat ini, arus balik sudah terjadi kepadatan yang luar biasa, tapi kasus COVID-19-nya tidak naik atau naik tidak signifikan karena tidak ada varian baru ditambah BOR rendah saat mudik," tandasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
- Momen Ibu-Ibu 'Dihukum' Tertawa 30 Detik oleh Ridwan Kamil, Dihadiahi Rp200 Ribu
- Wanita Ini 'Beberkan' Suami yang Belum Beli Baju Lebaran untuk Istri, Disorot Ridwan Kamil
- Takut Kena Gratifikasi, Ridwan Kamil Tolak Pemberian Vespa dari Arief Muhammad