Mari Mulai Mengenal Tunarungu dan Cara Menghilangkan Diskriminasi Terhadap Difabel

- Jumat, 3 Desember 2021 | 18:31 WIB
Ilustrasi tunarungu. (Photo/Ilustrasi/Freepik)
Ilustrasi tunarungu. (Photo/Ilustrasi/Freepik)

Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Istilah difabel sendiri memiliki makna yang agak berlainan.

Gangguan difabel adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan.

Maka dari itu, disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks yang mencerminkan interaksi antara ciri tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.

Penyandang disabilitas memiliki rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari penyandang cacat fisik, cacat mental, serta fisik dan mental. Oleh karena itu, mari kita mengenal salah satu disabilitas fisik tunarungu dan menghindari diskriminasi terhadapnya.

Mengenal Tunarungu

-
(Photo/Ilustrasi/Unsplash)

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tunarungu artinya rusak pendengaran dan dianggap lebih baik, halus, sopan, dan formal sedangkan Tuli tidak dapat mendengar karena rusak pendengarannya dan terkesan lebih kasar.

Namun, secara penulisan, Tuli dengan huruf kapital (T) menurut komunitas Tuli sendiri dipandang lebih sopan dan  mereka lebih nyaman dipanggil dengan sapaan Tuli dibandingkan dengan tunarungu

Sapaan Tuli juga menunjukkan bahwa identitas orang Tuli sebagai sebuah kelompok masyarakat yang mempunyai identitas, memiliki bahasa, dan budayanya tersendiri.

Sedangkan tunarungu dianggap sebagai sebuah keharusan untuk mengoptimalkan kemampuan pendengarannya dengan berbagai cara agar menyerupai orang-orang yang dapat mendengar.

Kebanyakan orang menganggap bahwa Tuli dan tunarungu memiliki kesamaan makna. Padahal pada kenyataannya kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Mereka menjadikan bahasa isyarat sebagai bahasa komunikasi. Meskipun demikian, tidak semua orang Tuli memiliki kemampuan berkomunikasi yang sama.

Ada yang hanya bisa menggunakan oral saja untuk berkomunikasi, ada yang hanya bisa menggunakan isyarat saja, ada pula yang bisa kedua-duanya, bahkan ada juga yang tidak bisa kedua-duanya (karena mereka tidak pernah sekolah).

Baca juga: Bukit di Selandia Baru ini Punya Nama yang Terlalu Panjang, Bikin Pendatang Susah Membaca

Tiga Jenis Tuli Menurut Kedokteran

-
(Photo/Ilustrasi/New York Times)

 

Berdasarkan penjelasan kedokteran, ada beberapa jenis tuli, pertama Gangguan Dengar Konduktif adalah gangguan dengar yang disebabkan kelainan di telinga bagian luar dan/atau telingabagian tengah, sedangkan saraf pendengarannya masih baik, dapat terjadi pada orang dengan infeksi telinga tengah, infeksi telinga luar atau adanya serumen di liang telinga.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X