Benarkah Booster Sinovac Mampu Meningkatkan Antibodi Tanpa Reaksi Merugikan?

- Minggu, 16 Januari 2022 | 17:40 WIB
Ilustrasi booster Sinovac (Unsplash/filadendron)
Ilustrasi booster Sinovac (Unsplash/filadendron)

Booster Sinovac dari SINOVAC Biotech Ltd. atau NASDAQ: SVA disebut-sebut mampu mampu meningkatkan titer antibodi seseorang tanpa menimbulkan efek yang merugikan.

Namun apakah klaim itu benar?

Mengutip dari Antara, Peneliti di National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Indonesia, Ririn Ramadhany mengatakan kebenaran mengenai hal tersebut telah diuji secara klinis.

Ia mengungkapkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan, para ilmuwan telah mengambil sampel dari partisipan sebanyak dua kali, yaitu saat booster dan satu bulan setelah mereka mendapatkan dosis ketiga.

Di mana kemudian dilakukan perbandingan tingkat antibodi antar keduanya. Hasil studi itupun memperlihatkan, tidak ada ada perbedaan signifikan untuk interval kurang dari 6 bulan atau lebih dari 6 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.

Baca juga: Agar Tak Panik Usai Disuntik, Kenali Efek Samping Vaksin Booster dan Cara Penanganannya

Begitu juga titer antibodi berdasarkan kelompok usia, walaupun pada populasi usia lansia atau lebih dari 60 tahun hasilnya rata-rata lebih rendah dibandingkan kelompok usia lain.

"Beberapa bulan setelah vaksin kedua mereka masih memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2. Interval dosis kedua dan ketiga berkisar antar 1,5-9,5 bulan. Median antibodi sebelum booster sekitar 400," tutur Ririn.

Sementara dari sisi reaksi usai penyuntikan, ia menyebut para peserta melaporkan tidak ada efek yang merugikan. Umumnya mereka hanya merasakan rasa nyeri di daerah bekas penyuntikan.

Adapun terkait interval pemberian dosis kedua dan ketiga, peneliti dari Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU), Raph Hamers menuturkan, ada perbedaan antara respon imun antara interval yang lebih lama dan lebih cepat. 

Hal ini berdasarkan hasil uji coba booster fase kedua yang dilakukan pihak Sinovac di Tiongkok yang membandingkan peningkatan pada dua atau delapan bulan setelah dosis kedua.

“Hasil uji memperlihatkan, interval 8 bulan memberikan respon imun yang lebih kuat ketimbang interval 2 bulan. Jadi, secara umum booster diyakini paling efektif dengan interval yang lebih lama,” pungkasnya. 


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X