Beberapa orang senang menuangkan penambah rasa ke makanannya seperti sambal, saus, dan kecap manis. Penambah rasa memang membuat makanan menjadi lebih nikmat. Tapi sebaiknya dibatasi atau bahkan dihindari karena dapat mengakibatkan masalah kesehatan.
Contohnya kecap manis. Mungkin banyak orang berpikir kecap manis hanya tinggi gula, namun sebenarnya juga tinggi garam. Kok bisa? Pakar nutrisi dan kesehatan, Ardy Brian Lizuardi mengungkapkan alasannya.
"Kalau bicara kecap manis bukan hanya tinggi gula, tapi juga tinggi garam. Dalam proses pembuatan kecap secara umum, dari kedelai itu dikasih garam untuk proses fermentasi," kata Ardy dalam suatu diskusi online, Selasa (30/6/2020).
Lebih lanjut ia menjelaskan, garam perlu ditambahkan dalam proses fermentasi kedelai karena untuk membentuk mikroorganisme yang cocok dan efektif untuk kecap. Dengan adanya mikroorganisme tersebut, maka bisa menghasilkan cita rasa kecap manis yang khas.
"Mungkin ada yang berpikir, 'kalau gitu harusnya kandungan garam di kecap manis enggak tinggi karena cuma ada di proses fermentasi'. Jawabannya kandungan garam tetap tinggi. Sebab di tahap akhir proses pembuatan kecap manis kembali ditambahkan garam," kata Ardy.
Penambahan garam di tahap akhir proses pembuatan dimaksudkan agar kecap manis tidak terasa 'enek' ketika dikonsumsi. Memang ketika mengonsumsi makanan manis bisa saja timbul rasa enek. Oleh karenanya, peran garam adalah menyeimbangkan rasa manis tersebut.
"Kalau rasa manis ditambahkan rasa asin, orang cenderung bisa makan lebih banyak karena rasanya nikmat, lebih legit. Ambil contoh kalau makan bakso dikasih gula saja 'kan tidak enak, maka ditambah garam agar nikmat," ucap Ardy.
Oleh karenanya ia mengingatkan, bagi orang-orang yang terbiasa menambahkan kecap ke makanan, sebaiknya tuang sedikit saja. Bahkan kalau perlu pilih kecap yang rendah garam. Seperti yang diketahui, konsumsi garam berlebih bisa menyebabkan hipertensi dan masalah kardiovaskular lainnya.
