Duh, Kasus COVID-19 Naik Lagi! Jokowi Ungkap Kesulitan Cari Peserta Vaksin Booster

- Senin, 20 Juni 2022 | 09:10 WIB
Presiden Joko Widodo. (Dok. BPMI Setpres Lukas)
Presiden Joko Widodo. (Dok. BPMI Setpres Lukas)

Angka kasus COVID-19 di Indonesia kembali melonjak. Bahkan dalam empat hari terakhir penambahan kasus berada di atas 1.000 per hari.

Berdasarkan data yang dilaporkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, hingga Minggu (19/6/2022), kasus positif bertambah sebanyak 1.167 orang. Sehingga, totalnya menjadi 6.068.075 kasus.

Di tengah lonjakan kasus tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap kesulitan mencari peserta vaksinasi penguat atau booster.

Baca juga: Kasus COVID-19 Melandai, Jokowi Tetap Minta Masyarakat Divaksin Booster, Ini Tujuannya

Padahal menurutnya, vaksinasi booster sangat dianjurkan, terlebih belakangan Indonesia digempur infeksi Omicron varian baru BA.4 dan BA.5.

"Antisipasi kita sudah saya sampaikan juga satu dua bulan yang lalu soal booster. Semuanya booster. Vaksinnya ada, masih puluhan juta, itu segera semuanya. Sekarang ini kita vaksinasi booster cari pesertanya kesulitan," ungkap Presiden, seperti dikutip dari ANTARA, Senin (20/6/2022).

Di sisi lain, Jokowi juga mengungkap meski mengalami peningkatan kasus karena paparan varian Omicron BA.4 dan BA.5, rasio positif dari spesimen harian (positivity rate) COVID-19 masih di bawah standar aman versi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5 persen.

"Tapi apapun, kita harus waspada. Sejak awal meskipun belum naik dulu kan saya juga sudah ngomong, gak sekali, gak dua kali, gak tiga kali. Waspada, waspada, waspada," sambungnya.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, saat ini vaksin booster telah diterima oleh 48,2 juta jiwa di Indonesia.

Sehingga Presiden berharap ada peningkatan yang signifikan terhadap penyuntikan vaksinasi booster  ke masyarakat.

Apalagi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah memperkirakan puncak kasus COVID-19 varian Omicron BA.4 dan BA.5 akan mencapai 25.000 kasus per hari.

Di mana angka itu di dapat dari pengalaman beberapa negara lain yang sudah lebih dulu melewati fase puncak kasus COVID-19 varian BA.4 dan BA.5 yang jumlahnya berkisar sepertiga dari puncak kasus Delta.

“Sehingga jika pada saat puncak varian Delta dan Omicron sebelumnya di Indonesia terjadi 60.000 kasus per hari, maka diperkirakan puncak Omicron varian baru BA.4 dan BA.5 hanya akan mencapai 20.000-25.000 kasus per hari,” beber Menkes Budi beberapa waktu lalu. 

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X