Dulu Gagal Ginjal Akut Pada Anak Tidak Merebak, Ini Penjelasan Kemenkes

- Selasa, 25 Oktober 2022 | 16:50 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sedang menjelaskan update kasus gagal ginjal akut di Indonesia. (YouTube/Sekretariat Presiden)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sedang menjelaskan update kasus gagal ginjal akut di Indonesia. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Kasus gagal ginjal akut pada anak, menjadi merebak di Indonesia ketika memasuki Agustus 2022. Kala itu, jumlah penderita gagal ginjal akut pada anak berjumlah sekitar 36 kasus. Namun, data yang dikeluarkan Kemenkes per 24 Agustus 2022 kemarin yakni mencapai 255 orang.

Akibat meningkatnya jumlah penderita gagal ginjal akut pada anak, membuat sejumlah masyarakat mempertanyakan, kenapa kasus tersebut baru meningkat akhir-akhir ini? Padahal, banyak dari mereka yang sudah mengonsumsi obat sirup sejak lama.

Ratusan anak penderita gagal ginjal akut itu, disebutkan sudah terkontaminasi pelarut yang tercampur pada obat sirup dan dikonsumsi anak-anak.

Ada empat pelarut yang diduga mencemari etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Yakni, Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, dan/atau Gliserin/Gliserol.

Baca Juga: Bertambah 8 Kasus Baru, Gagal Ginjal Akut di Jakarta Jadi 90 Orang

“Jadi memang zat kimia yang berbahaya ini, merupakan impurities dari larut pembantunya,” ucap Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (25/10/2022).

“Pelarut pembantunya yang bernama Polietilen Glikol ini, memang sudah lama dipakai. Bukan hanya di industri obat, tapi di industri-industri lain juga,” sambungnya.

Menkes Budi juga menjelaskan, apa yang membuat obat-obatan tersebut menjadi tercemar. Hal itu bisa terjadi karena pengaruh penggunaan bahan baku obat.

Baca Juga: Sebabkan Gagal Ginjal Akut, Dua Farmasi akan Dipidana

“Nah, penyebab impurities atau pencemaran ini, saya sudah tanya ke para ahlinya, paling besar penyebabnya dari bahan baku. Jadi kalau kita ingin melihat kenapa sekarang gini, dulu tidak, kita sudah berkoordinasi dengann BPOM, untuk melihat apakah ada perubahan dari jenis, tipe, atau juga asal dari bahan bakunya,” katanya.

Meski begitu, Menkes Budi belum bisa membeberkan bahan baku apa yang digunakan, dan dari negara mana barang itu berasal. Ia akan menjelaskan jika data-data sudah lengkap dikumpulkan.

“Kita sudah ada datanya, pergesaran dari negara-negara mana impor bahan baku itu terjadi, tapi nanti akan saya sampaikan pada kesempatan khusus. Tapi kalau ada yang tanya, knapa dulu enggak sekarang iya, ini memang sangat tergantung terhadap bahan bakunya,” imbuh Menkes Budi.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X