Penyakit Kardiovaskular Berisiko Terjadi Pada Anak-Remaja, Begini Cara Pencegahannya

- Selasa, 12 Juli 2022 | 13:00 WIB
Ilustrasi penyakit kardiovaskular. (Freepik)
Ilustrasi penyakit kardiovaskular. (Freepik)

Penyakit kardiovaskular (PKV) merupakan penyebab kematian utama di seluruh dunia, yang umumnya terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia.

Menurut laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), PKV ialah istilah umum untuk kondisi yang mempengaruhi jantung atau pembuluh darah.

Kondisi ini berkaitan dengan penumpukan timbunan lemak di dalam arteri (aterosklerosis) dan peningkatan risiko pembekuan darah. Selain itu, penyakit ini juga berkaitan dengan kerusakan arteri di organ seperti otak, jantung, ginjal, dan mata.

Dilansir Antara, Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Sukman Tulus Putra, SpA(K), FACC, FESC mengatakan pada umumnya, manifestasi klinis PKV terjadi pada usia dewasa dan lanjut sebelum umur 60 tahun.

Tapi, proses yang menyebabkan penyakit kardiovaskular telah terjadi sejak usia dini terutama pada masa anak dan masa remaja.

Baca juga: Studi: Jam Kerja yang Menyimpang dari Jam Tubuh Terkait dengan Penyakit Kardiovaskular!

Itu artinya faktor risiko kardiovaskular sudah dapat dideteksi pada masa anak dan remaja yang berkaitan dengan progresivitas proses aterosklerosis pada usia remaja dan dewasa.

"Oleh karena itu, deteksi faktor risiko kardiovaskular secara individual dan intervensi pada masa anak dan remaja merupakan strategi yang sangat penting untuk menurunkan risiko PKV pada usia dewasa," ujar Sukman.

"Meskipun belum ada penelitian epidemiologis yang menyeluruh di Indonesia, namun beberapa penelitian pada anak-anak sekolah menunjukkan tingginya faktor risiko kardiovaskular pada anak," tambah Sukman.

Identifikasi dan intervensi terhadap faktor-faktor tersebut pada anak dan remaja merupakan upaya untuk mencegah dan menurunkan kejadian PKV termasuk penyakit jantung koroner.

Terdapat 3 fokus utama untuk mencegah  faktor risiko kardiovaskular pada anak dan remaja yang dimulai dari asupan nutrisi, aktivitas fisik, dan paparan tembakau (rokok).

Nutrisi yang tercukupi sejak usia dini terbukti dapat mengurangi risiko terjadinya PKV akibat aterosklerosis di kemudian hari.

Selain itu, aktivitas anak yang kurang (gaya hidup sedentari) dan paparan terhadap tembakau yang berlebihan telah banyak dibuktikan dapat meningkatkan risiko PKV khususnya penyakit jantung koroner yang saat ini menjadi penyebab kematian utama tertinggi di Indonesia.

Deteksi faktor risiko kardiovaskular melalui uji tapis pada usia anak serta remaja dan strategi untuk melakukan intervensi dikatakan Sukman merupakan kunci utama dalam menurunkan angka kejadian PKV di usia dewasa dan lanjut.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X