Diabetes tidak hanya bisa menyerang orang dewasa, tapi juga bisa menyerang anak-anak. Itu artinya orang tua harus mengenali ciri-ciri dari diabetes pada anak.
Dilansir Antara, Guru Besar Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran Bidang Ilmu Kesehatan Anak, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, FAAP, FRCPI membeberkan beberapa ciri yang bisa mengindikasikan anak terkena diabetes.
Baca juga: Bolehkah Pengidap Diabetes Konsumsi Kurma? Ini Kata Dokter
“Masih banyak orang tua belum sadar bahwa diabetes juga dapat menyerang anak-anak, mereka pikir ini hanya penyakit keturunan, padahal diabetes bisa menyerang siapapun,” kata Aman.
Menurutnya, ciri yang dapat mengindikasikan anak terkena diabetes, ketika anak banyak makan dan minum.
Anak dengan diabetes akan merasa lapar dan haus terus-menerus meski baru selesai makan dan minum. Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi.
Rasa haus yang dialami bukan sekadar sensasi, melainkan disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh dehidrasi.
Selain itu, anak dengan diabetes juga akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.
“Bila sebelumnya anak sudah tidak ‘ngompol’ kemudian ‘ngompol’ lagi, hal yang pertama bisa kita pikirkan ini adalah diabetes, usia anak berapapun bisa 'ngompol' karena ini,” tambahnya.
Baca juga: Enggak Harus Full, Kapan Pasien Diabetes Perlu Batalkan Puasa?
Ciri lainnya ialah penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu. Meski sering makan, tubuh anak tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan.
Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut.
“Selain itu, sejumlah lokasi pada tubuh anak diabetes akan mengalami akantosis nigrikans, atau terlihat menghitam, seperti pada leher, ketiak, hingga jari-jari,” tambah Aman yang juga merupakan Dokter Spesialis Anak.
Sebagai informasi, prevalensi kasus diabetes melitus tipe-1 pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023.
