Benarkah Alergi Sperma Bikin Sulit Hamil?

- Jumat, 19 Juli 2019 | 14:03 WIB
Ilustrasi/livescience.com
Ilustrasi/livescience.com

Alergi sperma, disebut juga dengan alergi semen (air mani) atau hipersensitivitas plasme seminal, adalah reaksi alergi langka terhadap protein yang terkandung dalam air mani pria (glycoprotein yang diproduksi oleh prostat) bukan terhadap sel sperma aktif itu sendiri.

Alergi langka ini kebanyakan mempengaruhi wanita, terutama mereka yang berusia 20-30 tahun sebagai kelompok usia yang paling rentan terhadap kondisi langka ini.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Michael Carroll di Universitas Metropolitan Manchester, ada 12 persen wanita di dunia ini yang memiliki kondisi alergi ini. 

Kebanyakan dari mereka tidak terdiagnosis dengan baik dikarenakan dua hal. Pertama, mereka tidak menyadari memiliki alergi ini. Kedua, mereka malu untuk mengkonsultasikan kepada dokter dengan apa yang dialaminya.

Sperma adalah cairan kental berwarna putih yang berasal dari organ reproduksi pria. Sperma merupakan benda asing atau disebut antigen bagi tubuh wanita. Secara alami, kekebalan tubuh manusia akan merespon benda asing atau antigen yang masuk. Salah satu antigen yang ditolak tubuh perempuan adalah polisakarida yang terkandung dalam sperma.

Saat tubuh perempuan menolak sperma yang masuk, itulah yang disebut alergi. Alergi sperma atau seminal plasma hypersensitivity terjadi karena sistem kekebalan atau antibodi bertemu dengan antigen sperma sehingga secara otomatis tubuh memproduksi antibodi terhadap sperma, sehingga ditolak untuk membuahi sel telur. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan saat bertemu dengan sperma.

Pada beberapa wanita, gejala ini hanya timbul terlokalisasi (tidak menyebar) di satu area utama. Tetapi unttuk sebagian wanita lainnya, gejala ini dapat mempengaruhi seluruh tubuh. Mereka mungkin akan memiliki ruam kemerahan gatal, kepala terasa ringan dan berkunang-kunang, kulit bengkak, kesulitan bernapas, serangan asma, hingga anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa).

Alergi sperma dapat ditemukan saat seorang wanita pertama kali berhubungan seksual, tetapi kadang dapat terjadi setelah wanita tersebut pernah memiliki partner seksual sebelumnya tanpa mengalami reaksi alergi sedikit pun. Atau, reaksi dapat timbul dengan tiba-tiba tanpa indikasi apapun di kemudian hari bahkan saat kamu hanya menjalani hubungan seksual monogami dalam waktu lama.

Di samping reaksi alergi dan ketidaknyamanan fisik, wanita yang mengidap alergi sperma juga mengalami stres emosional akibat dampak yang dapat timbul pada hubungan mereka dengan kekhawatiran mengenai perencanaan kehamilan.

Namun, alergi sperma bukanlah penyebab langsung dan utama dari masalah ketidaksuburan, walaupun gejala dapat menyulitkan kamu untuk bisa hamil karena penderita alergi sperma harus selalu berhubungan seks dengan kondom. 

Akan tetapi, ada cara bagi seorang wanita untuk dapat hamil bahkan dengan alergi sperma parah sekalipun. Alergi tidak akan mempengaruhi kesuburan kamu dan kehamilan dapat dicapai melalui inseminasi buatan, alias fertilisasi in-vitro, setelah sperma dipisahkan dari air mani.

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X