Studi WHO Mengatakan Remdesivir Tidak Efektif untuk Mengobati Pasien Covid-19

- Jumat, 16 Oktober 2020 | 11:25 WIB
Gilead Sciences Inc's GILD.O remdesivir (physiciansweekly.com)
Gilead Sciences Inc's GILD.O remdesivir (physiciansweekly.com)

Gilead Sciences Inc's GILD.O remdesivir memiliki sedikit atau tidak ada efek kepada pasien Covid-19 atau peluang untuk bertahan hidup, sebuah uji klinis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dilansir dari Reuters.

Obat antivirus, di antara yang pertama digunakan sebagai pengobatan untuk Covid-19, adalah salah satu obat yang baru-baru ini digunakan untuk mengobati infeksi virus corona Presiden AS Donald Trump.

Hasil dari uji coba WHO mengevaluasi efek dari empat rejimen obat yang potensial, termasuk remdesivir, hydroxychloroquine, kombinasi obat anti-HIV lopinavir / ritonavir dan interferon, pada 11.266 pasien dewasa di lebih dari 30 negara.

Studi tersebut menemukan rejimen tampaknya memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada kematian 28 hari atau lamanya perawatan di rumah sakit di antara pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19, kata WHO pada hari Kamis, dilansir dari Reuters.

Awal bulan ini, data dari penelitian remdesivir oleh Gilead di AS menunjukkan pengobatan tersebut memotong waktu pemulihan Covid-19 sebanyak lima hari dibandingkan dengan pasien yang mendapat plasebo dalam percobaan yang terdiri dari 1.062 pasien.

“Data yang muncul (WHO) tampak tidak konsisten, dengan bukti yang lebih kuat dari beberapa penelitian acak dan terkontrol yang diterbitkan dalam jurnal peer-review yang memvalidasi manfaat klinis remdesivir,” Gilead mengatakan kepada Reuters.

Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan pada hari Rabu bahwa selama penelitian, hydroxychloroquine dan lopinavir/ritonavir dihentikan pada bulan Juni setelah terbukti tidak efektif.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

X