Membandingkan Gejala Varian Omicron dan Delta, Mana yang Lebih Bahaya?

- Rabu, 8 Desember 2021 | 17:45 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (REUTERS)
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (REUTERS)

Sudah dua tahun, pandemi COVID-19 tak kunjung usai. Belum habis infeksi varian Delta, kini muncul lagi varian terbaru bernama Omicron. Varian tersebut telah membuat banyak negara di dunia khawatir.

Seperti diketahui, varian COVID-19 dengan nama kode B.1.1.529 itu pertama kali ditemukan di Afrika Selatan oleh dokter bernama Angelique Coetzee. Kemudian, varian tersebut dilaporkan ke WHO pada 24 November 2021 lalu.

Tim peneliti independen Technical Advisory Group on SARS-COV-2 Virus Evolution (TAG-VE) menyarankan WHO agar memasukkan varian baru tersebut ke dalam Variant of Concern (VOC).

Lalu, WHO menetapkan B.1.1.529 ke dalam VOC dengan nama Omicron. Diketahui, nama Omicron diambil dari huruf ke-15 dalam alfabet Yunani.

WHO dalam pernyataannya beberapa waktu lalu mengungkapkan sejauh ini belum ada bukti penelitian yang menemukan bahwa varian Omicron lebih menular dari varian-varian lainnya.

Bahkan menurut WHO, terjadinya peningkatkan kasus positif COVID-19 di Afrika Selatan belum tentu dikarenakan varian Omicron. Sebab, sejauh ini belum ada penelitian soal tingkat penularan atau keparahan varian tersebut.

Gejala Omicron vs Delta

Sebelum ditemukannya Omicron, penduduk bumi sudah lebih dulu dilanda oleh varian Delta, varian yang ditemukan pada akhir 2020. Bahkan varian tersebut berhasil menciptakan gelombang baru COVID-19 di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Varian Delta telah membuat kasus COVID-19 di Tanah Air melonjak tinggi hingga puluhan ribu per harinya. Situasi itu terjadi pada periode Juni-Agustus 2021 lalu.
Peningkatan itu terjadi karena sifat varian Delta yang disebut lebih menular dan memicu gejala yang cukup parah.

Seperti dilansir CNBC, pasien COVID-19 yang terinfeksi varian Delta akan mengalami sejumlah gejala yang bahkan berdampak pada masalah pencernaan. Beberapa di antaranya seperti demam, sesak napas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh.

Selain itu, pasien yang terinfeksi varian Delta juga akan mengalami sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, pilek, mual atau muntah hingga diare.

Dalam kasus yang lebih kronis, infeksi varian Delta bisa memicu pasien mengalami masalah pada pendengaran, pembekuan darah, hingga gangren, kondisi di mana terjadi kematian jaringan tubuh akibat kekurangan darah.

Bagaimana dengan gejala Omicron?

Jika mayoritas pasien COVID-19 yang terinfeksi varian Delta mengalami gejala ringan hingga sedang, infeksi varian Omicron disebut memiliki gejala yang jauh lebih ringan.

Dokter pertama yang menemukan varian Omicron, Angelique Coetzee mengungkapkan bahwa sejumlah pasien Covid-19 yang terinfeksi varian Omicron hanya menunjukkan gejala ringan saja. Setidaknya itu yang ditemukan pada pasien di Afrika Selatan, wilayah pertama kali ditemukannya Omicron.

Coetzee bilang Gejala-gejala yang dialami para pasien varian Omicron bisa pulih hanya dalam waktu satu hingga dua hari. Menurut dia, gejalanya jauh lebih ringan dari infeksi varian lainnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Rekomendasi Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Sabtu, 20 April 2024 | 09:05 WIB

10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB
X