Sudah Vaksin Ketiga alias Booster, Masih Perlukah Kita Vaksin Keempat atau Booster Kedua?

- Selasa, 5 April 2022 | 18:18 WIB
Seorang atlet sepak takraw Sultra menjalani vaksinasi COVID-19 di Rumah Sakit Ismoyo Korem 143/Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (5/8/2021) sebelum berangkat pada PON XX Papua. (Dok. Penrem 143/Haluoleo)
Seorang atlet sepak takraw Sultra menjalani vaksinasi COVID-19 di Rumah Sakit Ismoyo Korem 143/Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (5/8/2021) sebelum berangkat pada PON XX Papua. (Dok. Penrem 143/Haluoleo)

Kasus COVID-19 mulai melandai seiring dengan percepatan vaksinasi yang dilakukan terhadap para warga.

Pemerintah Indonesia sendiri menganjurkan warga untuk mendapatkan vaksin hingga dosis ketiga atau booster.

Namun belakangan, ada pula anjuran untuk mendapatkan dosis booster kedua atau dosis vaksin keempat. Seperti yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada akhir Maret 2022 lalu.

Biden mendapatkan dosis booster vaksin COVID-19 kedua seiring turunnya izin dari Badan POM Amerika (FDA) mulai 29 Maret 2022.

Dilansir Antara, FDA mengizinkan dosis booster kedua vaksin COVID-19 yang dibuat Pfizer-BioNTech dan Moderna untuk individu berusia 50 tahun ke atas, serta orang-orang tertentu yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh berusia 12 tahun ke atas.

Berbicara manfaat, para pakar salah satunya Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Dr. Rochelle P. Walensky, seperti dikutip dari Livescience, mengatakan booster kedua sangat penting bagi orang berusia 65 dan lebih tua, mereka dengan usia 50 tahun dan lebih tua dengan kondisi medis mendasar yang meningkatkan risiko penyakit parah dari COVID-19.

Menurut Profesor mikrobiologi dan imunologi di Weill Cornell Medicine, John P. Moore, secara umum booster tambahan aman dan orang berusia 65 dan lebih tua serta mereka dengan gangguan kekebalan dari segala usia akan mendapat manfaat paling banyak. 

Moore berpendapat, individu yang sehat di usia 50-an bisa mendapatkan booster ekstra jika mereka mau, tetapi itu belum tentu menjadi prioritas bagi mereka.

Menurut FDA, siapa pun yang berusia 50 tahun ke atas dapat menerima dosis booster kedua dari vaksin mRNA yakni Pfizer-BioNTech atau Moderna jika sudah setidaknya empat bulan sejak dosis booster pertama.

Sementara orang yang lebih muda yakni mereka yang berusia di atas 12 tahun untuk vaksin Pfizer-BioNTech atau mereka yang berusia di atas 18 tahun untuk vaksin Moderna juga bisa mendapatkan dosis booster kedua jika mereka memiliki kondisi yang mengganggu respons kekebalan mereka. Ini termasuk orang-orang yang telah menjalani transplantasi organ padat yang melibatkan pemberian obat penekan kekebalan atau yang hidup dengan kondisi yang dianggap memiliki tingkat imunokompromi yang setara.

FDA membenarkan otorisasi suntikan booster kedua berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan di Israel, salah satunya yang melibatkan lebih dari satu juta orang berusia 60 atau lebih tua yang telah menerima satu atau dua suntikan booster.

Dalam salah satu studi itu, dengan waktu tindak lanjut sangat singkat yakni hanya 12 hari, peneliti menemukan tingkat penyakit parah sekitar empat kali lipat lebih rendah pada kelompok yang dikuatkan ganda, ungkap profesor kedokteran molekuler di Scripps Research di La Jolla, California, Eric Topol.

Studi lain dari Israel yang diunggah pada 24 Maret ke database pracetak Nature, melibatkan lebih dari 560.000 orang berusia 60 dan lebih tua. Penelitian menunjukkan mereka yang menerima booster kedua memiliki risiko tingkat kematian 78 persen lebih rendah akibat COVID-19 dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima satu booster.

Tetapi ketika berbicara berapa lama peningkatan perlindungan ini berlangsung, maka belum ada studi yang bisa menjawabnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X