Penelitian: Produk Tembakau Alternatif Punya Risiko Kesehatan Lebih Rendah daripada Rokok

- Sabtu, 4 Februari 2023 | 15:01 WIB
Ilustrasi rokok (freepik)
Ilustrasi rokok (freepik)

Hasil kajian literatur ilmiah dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB) menemukan, produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, secara komparatif memiliki risiko kesehatan lebih rendah ketimbang rokok.

Selain itu, produk tembakau alternatif mengandung zat berbahaya dan potensi berbahaya yang lebih rendah dibanding rokok.

Guru Besar SF-ITB Prof. Dr. rer. nat. Rahmana Emran Kartasasmita, M.Si. menjelaskan, kajian literatur ilmiah dengan tajuk "Kajian Risiko (Risk Assessment) Produk Tobacco Heated System (THS) Berdasarkan Data dan Kajian Literatur" bertujuan untuk menghitung perkiraan tingkat risiko produk tembakau yang dipanaskan.

Kajian tersebut berdasarkan metode standar yang dilakukan lembaga-lembaga dunia seperti World Health Organization (WHO), International Agency for Research on Cancer (IARC), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan United State Environmental Protection Agency (US-EPA).

Baca juga: Perokok Dewasa Perlu Dikenalkan Tembakau Alternatif agar Bisa Lepas dari Kecanduan

Proses kajian risiko tersebut melalui beberapa tahapan, pertama ialah penelusuran literatur independen dan publikasi ilmiah.

"Tujuannya untuk mencari data kualitatif dan kuantitatif terkait berbagai senyawa dalam produk tembakau yang dipanaskan dan rokok sebagai pembanding, serta penggolongan karsinogenitasnya dengan merujuk pada IARC (The International Agency for Research on Cancer atau Badan Internasional untuk Penelitian Kanker)," kata Prof. Emran yang sekaligus anggota peneliti kajian ilmiah tersebut dalam keterangannya pada Sabtu (4/2/2023).

-
Ilustrasi rokok elektrik (Freepik/Racool_studio)

Lalu, tim SF-ITB melakukan pencarian data katerisasi bahaya untuk senyawa dengan nilai ambang (non-karsinogenik dan karsinogenik non-genotoksik) dan tanpa nilai ambang keamanan (karsinogenik genotoksik), penghitungan kajian paparan dengan kasus skenario terburuk, serta dilanjutkan dengan karakterisasi risiko untuk non-karsinogenik dan substansi karsinogenik.

Hasilnya, kata Prof Emran, produk tembakau yang dipanaskan memiliki risiko lebih rendah daripada rokok. Namun, produk ini tidak sepenuhnya bebas dari risiko.

Baca juga: Tembakau Alternatif Bisa Turunkan Perokok Aktif, Butuh Dukungan Regulasi Pemerintah

Selain itu, komponen zat berbahaya dan berpotensi berbahaya juga begitu minim. Zat berbahaya dan berpotensi berbahaya yang dimaksud berupa acrolein, benzena, nikotin, dan 1,3-butadiene.

"Kalau dipikir sederhana secara logika, tentu saja dengan dipanaskan seharusnya lebih sedikit komponen zat berbahaya dan berpotensi berbahaya yang terbentuk secara kualitatif, jenis, maupun kuantitatif kadarnya," kata Prof. Emran.

Hasil dari kajian SF-ITB sejalan dengan kajian ilmiah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesehatan yang kredibel di dunia, termasuk Public Health England dan UK Committee on Toxicology (COT), bagian dari Food Standards Agency, yang menyimpulkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki profil risiko 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

"Nantinya, kajian ilmiah bisa menjadi informasi komprehensif bagi publik, terutama perokok dewasa, untuk menurunkan prevalensi merokok sehingga kesehatan masyarakat semakin baik," bebernya.

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X