Pernah Melihat Orang Melukai Diri Sendiri? Itu Tanda Orang Depresi Minta Tolong!

- Minggu, 11 September 2022 | 13:16 WIB
Ilustrasi wanita dengan pandangan kosong. (Pexels/Anna Shvets)
Ilustrasi wanita dengan pandangan kosong. (Pexels/Anna Shvets)

Psikiater dr Lahargo Kembaren, Sp.KJ mengungkapkan bahwa tindakan melukai diri sendiri (self harm) merupakan tanda darurat penderita depresi berat yang sesungguhnya.

Mereka yang memiliki self harm atau melukai diri sendiri artinya harus segera mendapat pertolongan dari ahlinya agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan. Dr Laharga mengungkapkan bahwa mereka yang melukai diri sebenarnya sedang meminta tolong.

“Ketika orang berusaha melukai dirinya atau sampai dia melakukan tindakan bunuh diri, mereka sebenarnya sedang menangis minta tolong, di mana bantuan, di mana pertolongan, di mana pendampingan yang seharusnya bisa mereka dapatkan dalam hidup mereka,” ujar dr. Lahargo, dikutip dari Antara pada Minggu (11/9/2022).

Lahargo kemudian menjelaskan depresi yang berat bisa memicu seseorang untuk memiliki pikiran dan perilaku melukai dirinya sendiri atau punya pikiran untuk mengakhiri hidupnya

Depresi, self harm dan suicide atau bunuh diri saling berkaitan dan membentuk siklus yang seolah-olah tanpa ujung apabila seseorang tidak mendapatkan pertolongan.

Bila seseorang sudah mengalami kepanikan secara psikologis, artinya dia harus segera mencari exit plan dan harus cepat mengatasi kepanikan tersebut. Jika sudah sampai melukai dirinya sendiri, artinya dia sudah tidak memiliki opsi lain.

Baca juga: Mima Shafa Akui Pernah Lakukan Percobaan Bunuh Diri karena Depresi, Apa Pemicunya?

Lahargo menambahkan, ketika seseorang sudah melukai dirinya sendiri, maka akan timbul temporary relief atau perasaan ketenangan dan kenyamanan sesaat tetapi sesungguhnya tidak menjawab masalah yang sebenarnya sedang dihadapi.

"Ada zat kimia atau neurotransmitter yang kita sebut dopamin, di otak itu dia keluar. Dan itu menimbulkan ketenangan yang sesaat atau kita sebut temporary relief,” ujar Lahargo.

Siklus kemudian berlanjut dengan munculnya perasaan malu, bersalah, berdosa, bahkan kecewa. Hal ini, kata Lahargo, akan memperberat emotional suffering atau beban pikiran yang dirasakan.

Siklus tersebut akan terus berputar bila tidak ada pertolongan yang mereka dapatkan.

Oleh karena itu, pentingnya seseorang dengan depresi mendapat bantuan profesional kesehatan jiwa seperti psikiater, perawat jiwa, psikolog dan pekerja sosial.

Adapun sejumlah terapi yang dapat diberikan di antaranya termasuk mengatur pola hidup sehat, manajemen stres yang baik, serta support system atau dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas.

Apabila diperlukan, terapi dapat pula berupa psikofarmaka seperti obat anti-depresan, psikoterapi, terapi stimulasi seperti penggunaan alat electro convulsive theraphy (ECT) dan transcranial magnetic stimulation (TMS), rehabilitasi psikososial, serta treatment-resistant depression.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X