Lakukan Tekanan Darah Sendiri, Upaya untuk Mencegah Stroke

- Senin, 9 Desember 2019 | 17:10 WIB
Ilustrasi (Unsplash/Hush Naidoo)
Ilustrasi (Unsplash/Hush Naidoo)

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi yang dibuat oleh Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) tahun 2019, menyebutkan bahwa seseorang terdiagnosis hipertensi apabila Tekanan Darah Sistolik lebih dari 140 mmHg dan atau Tekanan Darah Diastolik lebih dari 90 mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan. 

Dr. Eka menjelaskan, banyak pasien maupun keluarganya bertanya mengapa pasien hipertensi meskipun sudah taat dalam pengobatan namun tetap terkena stroke. 

"Menurut saya banyak penyebabnya antara lain adalah variasi tekanan darah. Dalam keseharian tekanan darah bervariasi, karena dipengaruhi oleh pola sirkadian. Aktivitas fisik dan keadaan emosional juga akan mempengaruhi variasi tekanan darah." kata dr. Eka. 

Dr. Eka juga menyatakan bahwa lonjakan tekanan darah yang terjadi di tengah malam atau dini hari dan tekanan darah tinggi di pagi hari sering terjadi, merupakan risiko terjadinya stroke.
    
Variasi tekanan darah tidak bisa diketahui hanya dengan pemeriksaan rutin atau kunjungan sesekali ke Dokter. Pasien hipertensi dihimbau untuk melakukan pengukuran tekanan darah yang dilakukan sendiri oleh pasien di rumah yang disebut Pengukuran Tekanan Darah di Rumah (PTDR). 

PTDR sangat mudah dilakukan apalagi menggunakan alat ukur digital. Selain untuk mengetahui variasi tekanan darah, PTDR sangat berguna untuk menegakkan diagnosis hipertensi, terutama untuk mendeteksi hipertensi jas putih atau hipertensi palsu, dan deteksi hipertensi terselubung.

Hipertensi palsu ditandai dengan tingginya tekanan darah pada pengukuran di klinik atau rumah sakit, namun pada hasil PTDR rerata tekanan darahnya normal yaitu kurang dari 135/85 mm Hg.  

Batasan untuk hipertensi dengan PTDR memang lebih rendah dibandingkan pengukuran di klinik.  

Hipertensi terselubung adalah keadaan dimana tekanan darah normal saat diukur di klinik, namun pemantauan di rumah rerata tekanan darahnya  lebih dari 135/85 mmHg. 

"Hipertensi terselubung ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan risiko stroke dan komplikasi seperti gagal jantung dan gagal ginjal." katanya. 

PTDR dapat digunakan untuk memantau tekanan darah pada pasien hipertensi yang mendapat pengobatan maupun tidak dengan menilai efektivitas pengobatan, dan sebagai dasar penyesuaian dosis. 

Dengan melakukan PTDR diharapkan kesadaran pasien akan kesehatannya meningkat sehingga kepatuhan untuk konsumsi obat juga membaik.

Bukan hanya mengonsumsi obat, diharapkan dalam rangka upaya pencegahan stroke, target tekanan darah di pagi hari dengan PTDR adalah kurang dari 135/85 mmHg. PTDR sebaiknya dilakukan pada pagi dan malam hari. 

Pada pagi hari dilakukan 1 jam setelah bangun tidur, pasien telah buang air kecil, sebelum sarapan dan sebelum minum obat. 

Bila melakukan olah raga harus beristirahat dulu selama 30 menit. Sedangkan pada malam hari pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum tidur. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal 2 kali setiap pemeriksaan dengan interval 1-2 menit. 

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X