Kesalahan yang Sering Dilakukan Ibu saat Bayi Diare

- Rabu, 15 Januari 2020 | 08:06 WIB
Ilustrasi bayi. (Pexels/Wayne Evans)
Ilustrasi bayi. (Pexels/Wayne Evans)

Diare bisa terjadi pada orang dewasa maupun bayi. Namun saat bayi diare, masih banyak orangtua yang belum memahami cara mengobatinya.

Saat anak mengalami diare dan diikuti dengan gizi yang kurang, diarenya bisa terus berlanjut berhari-hari. Untuk mengatasinya, berikan obat yang mengandung zinc atau zat besi untuk melawan penyakitnya.

"Zinc adalah untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Tapi zinc dalam keadaan normal juga kita butuhkan," ujar dr. Kirana Pritasari, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Selasa (14/1/2020).

-
Ilustrasi bayi. (Pexels/Alexander Dummer)

 

Ia menjelaskan, anak diare harus diberi obat sampai 10 hari. Saat diare berhenti, bukan berarti pemberian obat harus dihentikan.  Hal ini berguna untuk memperkuat sel-sel yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Kenyataannya, banyak ibu yang menghentikan pemberian obat untuk bayi yang diare saat diarenya berhenti.

"Anak diare harus patuh minum obat sampai 10 hari untuk menumbuhkan sel-sel yang diperlukan untuk metabolisme tubuh," jelas dr. Kirana.

Diare biasa terjadi selama dua hingga tiga hari pada balita. Namun pemberian obat harus dilakukan selama 10 hari agar daya tahan tubuh meningkat sehingga balita tidak gampang terkena diare lagi.

Banyaknya mitos yang beredar di masyarakat juga membuat penyakit cenderung disepelekan. Padahal, masalah gizi bisa mengintai. Misalnya saat anak diare dan sakit, banyak yang percaya si anak mulai tumbuh dan pintar.

"Banyak pemahaman seperti itu. Ini harus dijelaskan. Kalau anak sering sakit ya masalah gizi sering muncul. Harus diwaspadai, kematian bayi dan balita tinggi pada umur nol sampai satu bulan," pungkas dr. Kirana.

Artikel Menarik Lainnya:

 

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X