Kemenkes Sebut Anemia Jadi Salah Satu Faktor Penyebab Stunting di Indonesia

- Rabu, 30 November 2022 | 16:30 WIB
Press Conference Peluncuran Kampanye “Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah” Dalam Rangka Peringatan Hari Kekurangan Zat Besi Sedunia 2022, Jakarta. (INDOZONE/Arvi Resvanty)
Press Conference Peluncuran Kampanye “Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah” Dalam Rangka Peringatan Hari Kekurangan Zat Besi Sedunia 2022, Jakarta. (INDOZONE/Arvi Resvanty)

Stunting merupakan permasalahan multifaktor yang pengentasannya bersifat mendesak. Saat ini, pemerintah menargetkan stunting turun di angka 14 persen pada 2024 mendatang.

Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan percepatan penurunan stunting hingga 3 kali lipat. Meski begitu, tren stunting dari tahun ke tahun diketahui menurun, yakni 28 persen pada 2019, dan 24 persen pada 2021.

Baca juga: 9 Makanan Penambah Darah yang Cocok untuk Penderita Anemia

Terkait hal itu, Ketua Tim Kerja KIE, Kementerian Kesehatan Dwi Adi Maryandi, mengatakan anemia menjadi salah satu faktor stunting yang harus segera ditangani.

-
Peluncuran Kampanye “Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah” Dalam Rangka Peringatan Hari Kekurangan Zat Besi Sedunia 2022, Jakarta. (INDOZONE/Arvi Resvanty)

"Salah satu dampak anemia yang paling kami antisipasi adalah stunting. Jika anemia tidak dijaga sejak dini, maka dampaknya adalah terjadi stunting," jelasnya dalam Konferensi Pers Kampanye 'Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah' di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2022).

"Anemia dampaknya apa? Stunting. Dan kalau anak sudah stunting maka akan kurang produktivitasnya. Ini sangat berpengaruh pada bangsa kita, kalau stunting marak maka kualitas bangsa kita juga menurun," sambung Adi.

Menurutnya, sebanyak 23 persen bayi yang lahir di Indonesia sudah mengalami stunting. Sehingga intervensi harus dilakukan sebelum bayi lahir bahkan sejak perempuan berusia remaja.

Baca juga: Sejumlah Makanan Penambah Darah untuk Mengobati Anemia, Kaya Nutrisi

"Anak stunting dan tidak stunting itu kognitifnya beda. Kena penyakit degenaratifnya pun makin tinggi. Sebanyak 23 persen bayi lahir stunting, disebabkan berbagai faktor seperti kekurangan gizi dan lainnya," ungkap Adi.

"Kalau remaja putri mengonsumi tablet penambah darah secara rutin sebagai calon ibu, maka terjadinya stunting pada bayi bisa semakin berkurang, karena dia tidak anemia," tambahnya.

Dia juga menyatakan bahwa remaja putri sebaiknya mengonsumsi tablet penambah darah pada kurun waktu seminggu sekali, untuk mencegah stunting.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Rekomendasi Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Sabtu, 20 April 2024 | 09:05 WIB

10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB
X