Studi: Pekerja Shift Malam Lebih Rentan Terkena Kanker!

- Selasa, 9 Maret 2021 | 15:14 WIB
Ilustrasi kerja malam. (photo/Ilustrasi/Pexels/Bich Tran)
Ilustrasi kerja malam. (photo/Ilustrasi/Pexels/Bich Tran)

Sebuah studi baru yang dilakukan peneliti di Washington State University telah menemukan petunjuk baru mengapa pekerja shift malam berisiko lebih tinggi mengembangkan jenis kanker tertentu daripada mereka yang bekerja pada siang hari secara teratur. 

Temuan ini menunjukkan shift malam mengganggu ritme alami 24 jam dalam aktivitas gen tertentu yang terkait dengan kanker. Ini membuat pekerja shift malam lebih rentan terhadap kerusakan DNA serta sebabkan mekanisme perbaikan DNA tubuh yang tidak tepat waktu untuk menangani kerusakan itu. 

Penelitian ini diterbitkan secara online di Journal of Pineal Research. Penelitian ini melibatkan eksperimen laboratorium terkontrol dengan melibatkan kesehatan relawan yang melakukan simulasi jadwal shift malam ataupun siang. Meskipun penelitian lanjut masih perlu dilakukan, penemuan ini suatu hari nanti bisa dipakai untuk mencegah dan obati kanker pada pekerja shift malam. Melihat hal itu, salah seorang penulis studi ini, Shobhan Gaddameedhi memberikan komentarnya.

"Ada banyak bukti bahwa kanker lebih umum terjadi pada pekerja shift malam , yang membuat Badan Internasional untuk Penelitian Kanker Organisasi Kesehatan Dunia mengklasifikasikan shift malam.bekerja sebagai karsinogenik kemungkinan," ungkap Shobhan Gaddameddhi.

" Namun, belum jelas mengapa kerja shift malam meningkatkan risiko kanker, yang penelitian kami coba atasi. " lanjutnya. 

Sebagai bagian dari kemitraan antara Pusat Penelitian Tidur dan Kinerja WSU serta Laboratorium Nasional Pasifik Barat Laut (PNNL) Departemen Energi AS, Gaddameedhi dan ilmuwa lainnya bekerja dengan seorang ahli bioinformatika PNNL untuk mempelajari potensi keterlibatan dari jam biologis, mekanisme bawaan tubuh yang membuat kita beada di siklus siang dan malam 24 jam. 

Untuk mengujinya, mereka melakukan eksperimen simulasi kerja shift yang melibatkan 14 peserta yang menghabiskan 7 hari di dalam laboratorium tidur di WSU Health Sciences Spoken. Separuh dari mereka menyelesaikan simulasi jadwal shift malam selama 3 hari, sementara separuh lainnya berada pada jadwal shift siang hari simulai 3 hari. 

Setelah menyelesaikan shift mereka, semua peserta dijaga pada protokol rutin konstan yang digunakan untuk mempelajari ritme biologis yang dihasilkan secara internal manusia yang tidak tergantung pada pengaruh eksternal. Sebagai bagian dari protokol, mereka tetap terjaga selama 24 jam dalam posisi setengah bersandar di bawah paparan cahaya & suhu ruangan konstan dan diberikan makanan ringan yang sama setiap jam. 

Setiap 3 jam sampel darah diambil. Analisis sel darah putih yang diambil menunjukkan ritme banyak gen terkait kanker berbeda pada shift malam dari pada dengan shift siang. Khusunya, gen yang terkait dengan perbaikan DNA yang menunjukkan ritme berbeda dalam kondisi shift siang  yang kehilangan ritme mereka dalam kondisi shift malam. Melihat hal itu, rekan penulis dan iluwan komputasi dari Divisi Ilmu Biologi Laboratorium Nasional Pacific Northwest, Jason McDermott memberikan komentarnya.

"Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa jadwal shift malam membuang waktu ekspresi gen terkait kanker dengan cara yang mengurangi keefektifan proses perbaikan DNA tubuh saat paling dibutuhkan," ungkap Jason McDermott.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X